Notification

×

Iklan

Iklan

Retaknya Hubungan Tanpa Pertengkaran: Saat Cinta Suami Istri Membeku Tanpa Sadar

Rabu, 08 Oktober 2025 | 15.35 WIB Last Updated 2025-10-08T08:37:01Z

Foto, ilustrasi. Suami istri yang renggang tanpa masalah. Sumber foto: Alodokter.

Queensha.id - Edukasi Sosial,


Tidak semua rumah tangga berakhir karena perselingkuhan, amarah, atau pengkhianatan. Kadang, hubungan suami istri perlahan retak tanpa ledakan besar.
Tidak ada yang bersalah. Tidak ada yang pergi. Tapi… semuanya terasa dingin, sunyi, dan asing.


Fenomena ini kerap terjadi tanpa disadari. Dua orang yang dulu saling mencintai kini hanya hidup berdampingan, seperti rekan kerja yang sekadar berbagi tanggung jawab, bukan lagi berbagi hati.



Tanda-Tanda Hubungan Pasutri Mulai Renggang


  1. Ngobrol cuma soal rutinitas.
    Percakapan hanya seputar bayar tagihan, urusan anak, dan belanja bulanan. Tidak ada lagi obrolan hangat atau tawa ringan seperti dulu.

  2. Sentuhan fisik makin jarang.
    Pelukan sebelum tidur, genggaman tangan di pagi hari, semua menghilang perlahan—tanpa ada yang sempat bertanya ke mana perginya kehangatan itu.

  3. Lebih nyaman dengan HP daripada pasangan.
    Layar ponsel terasa lebih menarik daripada tatapan orang yang dulu jadi alasan tersenyum.

  4. Tidur bareng tapi saling membelakangi.
    Dekat di ranjang, tapi jauh di hati. Dua tubuh dalam satu kasur, namun jiwanya entah di mana.

  5. Masalah didiamkan, bukan diselesaikan.
    Kalimat “daripada ribut” jadi alasan untuk menumpuk luka yang tak terucap.

  6. Rasa kangen mulai hilang.
    Tidak ada lagi rindu, tidak ada cemburu, hanya datar—seperti air tanpa riak.



Ketika tanda-tanda ini muncul, banyak pasangan memilih diam, berpura-pura semuanya baik-baik saja. Padahal, semakin lama jarak itu dibiarkan, semakin sulit untuk kembali hangat seperti dulu.


Hubungan yang renggang masih bisa diselamatkan, asalkan keduanya mau sadar, menurunkan ego, dan saling mendekat lagi sebelum semuanya benar-benar terlambat.



Pandangan Ulama Terkemuka di Indonesia


Beberapa ulama terkemuka di Indonesia sering mengingatkan bahwa rumah tangga tidak hanya dibangun atas cinta, tetapi juga ibadah. Ketika rasa cinta mulai pudar, yang harus diperkuat adalah niat untuk saling menjaga dan memperjuangkan keberkahan pernikahan.


Dalam ceramahnya, seorang ulama nasional pernah menegaskan,


“Kalau cinta mulai dingin, jangan biarkan setan meniupkan jarak. Ingatlah bahwa pernikahan bukan tentang siapa yang menang, tapi siapa yang mau bertahan di jalan Allah," ucapnya.


Ulama juga menekankan pentingnya komunikasi dan doa bersama, karena sering kali bukan kurangnya cinta yang memisahkan, melainkan kurangnya waktu untuk saling memahami.



Pandangan Pengamat Sosial Jepara, Purnomo Wardoyo


Pengamat sosial Jepara, Purnomo Wardoyo, menilai fenomena “retak tanpa ribut” ini menjadi gejala sosial yang semakin sering terjadi di kalangan pasangan muda.


“Banyak pasangan yang tampak harmonis di luar, tapi sebenarnya sudah kehilangan kedekatan batin. Media sosial, kesibukan kerja, dan tekanan ekonomi membuat mereka kehilangan waktu berkualitas bersama,” ujarnya kepada Queensha Jepara, Rabu (8/10/2025).


Purnomo menambahkan, hubungan yang mulai renggang seharusnya tidak dianggap sepele.


“Kalau mulai terasa dingin, jangan menunggu sampai hancur. Mulailah dengan hal kecil: berbicara dari hati, saling mendengarkan tanpa menghakimi, dan jangan gengsi meminta maaf,” katanya.


Ia juga mengimbau masyarakat untuk kembali menguatkan nilai-nilai keluarga dan spiritualitas, karena rumah tangga bukan hanya tempat tinggal fisik, melainkan tempat tumbuhnya kasih sayang dan ketenangan jiwa.


“Keluarga adalah pondasi masyarakat. Kalau pondasinya mulai retak, maka rapuhlah bangunan sosialnya,” pungkas Purnomo.


***

Queensha Jepara
Rabu, 8 Oktober 2025

×
Berita Terbaru Update