Notification

×

Iklan

Iklan

Suku Benalu, Kritik Sosial Slank yang Masih Tajam Meski Telah Berlalu Tiga Dekade

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10.56 WIB Last Updated 2025-10-25T03:57:57Z
Foto, sampul kaset dari Album Minoritas (Slank).


Queensha.id - Musik,

Lagu “Suku Benalu” yang dirilis oleh Slank pada tahun 1996 bukan sekadar karya musik, tetapi sebuah sindiran sosial yang tajam terhadap perilaku manusia yang oportunis, penjilat dan tidak tahu malu. Diciptakan oleh Bongky Ismail bersama Burman Siburian Parlin, lagu ini muncul di era ketika Slank sedang berada pada puncak kreativitas dan keberaniannya dalam menyuarakan realitas sosial.




Sindiran Keras Melalui Lirik Kasar tapi Jujur


Dengan lirik seperti “Benalu-benalu, tidak punya malu / Benalu-benalu, menghisap darahku”, Slank menggambarkan kelompok manusia yang hidupnya menumpang pada kerja keras orang lain — parasite sosial yang hanya tahu memanfaatkan situasi tanpa kontribusi nyata.


Kata “benalu” sendiri melambangkan sifat tumbuhan parasit yang menempel dan menghisap nutrisi dari pohon inang. Dalam konteks sosial, Slank memakai istilah itu untuk menyoroti orang-orang yang menjilat, mencari keuntungan pribadi, dan menipu demi eksistensi semu.


Sosok yang digambarkan “punya muka seribu” dan “selalu uang dulu” menunjukkan wajah kemunafikan dan kerakusan, hal yang kerap ditemui di dunia politik, industri hiburan, maupun pergaulan umum.




Refleksi dari Krisis Moral 1990-an


Ketika lagu ini dirilis, Indonesia tengah berada dalam masa penuh tekanan — menjelang krisis ekonomi dan sosial akhir dekade 90-an. Banyak pihak mulai memperkaya diri di atas penderitaan orang lain, dan praktik korupsi menjadi rahasia umum.


Melalui “Suku Benalu”, Slank menolak tunduk pada sistem yang kotor dan menyerukan pembersihan moral bangsa lewat cara yang khas: musik yang lantang, jujur, dan tanpa sensor.


Nada-nada garang dan gaya vokal khas Kaka memperkuat pesan kemarahan dan perlawanan terhadap sifat penjilat yang merusak tatanan sosial.




Pesan Abadi: Hati-Hati dengan “Suku Benalu” Modern


Meski telah hampir tiga dekade berlalu, pesan lagu ini masih sangat relevan. Di era digital saat ini, “benalu” bisa menjelma dalam bentuk lain: mereka yang mencari ketenaran instan, menyebar hoaks demi keuntungan pribadi, atau menjilat demi posisi dan popularitas.


Slank seperti telah membaca masa depan bahwa penyakit sosial ini tidak akan hilang, hanya berubah wujud.
Sifat benalu kini bisa hidup di media sosial, kantor, bahkan lingkaran pertemanan, menggerogoti moral tanpa disadari.




Karya Musik dengan Nilai Satire Tinggi


“Suku Benalu” memperlihatkan kecerdasan Slank dalam mengemas kritik menjadi karya yang tetap enak didengar.
Dengan aransemen rock khas 90-an yang enerjik, lagu ini menjadi cermin bagi siapa pun yang merasa tersindir, sekaligus pengingat bahwa kejujuran dan kerja keras adalah nilai sejati yang harus dijaga.


Slank tak sekadar menulis lagu tapi mereka mengajarkan integritas dalam bentuk musik.




Fakta Singkat Lagu “Suku Benalu”

Artis: Slank


Tahun Rilis: 1996


Penulis Lagu: Bongky Ismail & Burman Siburian Parlin


Genre: Rock / Satire Sosial


Tema: Kritik terhadap perilaku penjilat dan oportunis



“Suku Benalu bukan sekadar lagu — ia adalah peringatan agar kita tak menjadi manusia yang hanya pandai menempel, tapi tak pernah tumbuh.”


***
(Queensha Jepara, 25 Oktober 2025)