Notification

×

Iklan

Iklan

UIPM: Gerakan Global Pendidikan Ilahiah di Era Digital dan Ilmu Sebagai Amanah, Bukan Komoditas

Selasa, 21 Oktober 2025 | 12.02 WIB Last Updated 2025-10-21T05:03:41Z
Foto, ruangan di salah satu kampus virtual UIPM Indonesia.


Queensha.id – Jakarta, 

Dalam dunia pendidikan yang semakin dikuasai oleh logika pasar, muncul satu gerakan akademik yang menantang arus: Universitas Internasional Pendidikan Modern (UIPM). Lembaga ini tidak sekadar menawarkan pembelajaran daring, tetapi mengusung paradigma ilahiah dan menjadikan pendidikan sebagai amanah suci, bukan komoditas.


Gerakan ini memaknai kembali hakikat pendidikan. Tidak hanya sebagai sarana memperoleh pekerjaan, melainkan jalan menuju kesempurnaan manusia (insaniyah) melalui penyucian jiwa dan pencerahan akal.



Paradigma Ilahiah: Pendidikan yang Didorong oleh Amanah Tuhan


UIPM menghidupkan kembali gagasan klasik al-Tarbiyah al-Ilahiyyah, pendidikan yang berorientasi pada keridhaan Allah. Konsep “dikreditasi langsung dengan Tuhan” menjadi simbol bahwa pendidikan sejati tidak berhenti pada gelar, tetapi berlanjut pada nilai moral, spiritual, dan sosial.


Menurut para akademisi UIPM, pendekatan ini adalah bentuk dekomodifikasi pendidikan yang menolak logika industri yang menjadikan ilmu sebagai barang dagangan. Ilmu, bagi mereka, adalah waqf al-‘ilm atau amal jariyah yang harus dibagikan, bukan dijual.



Akses Universal dan Keadilan Ilahi


UIPM juga menghadirkan sistem pembelajaran daring yang menembus batas wilayah, usia, dan status sosial. Model ini merefleksikan nilai al-‘adl wa al-musāwah (keadilan dan kesetaraan), menjadikan pendidikan hak semua umat manusia.


Dengan sistem pay-as-you-can dan pembiayaan berbasis waqf digital, UIPM berupaya menghapus hambatan ekonomi tanpa mengorbankan mutu akademik.


“Pendidikan harus menjadi pintu terbuka bagi semua jiwa yang ingin belajar, bukan hanya mereka yang mampu membayar,” ujar CEO UIPM Indonesia, Rantastia Nur Alangan dalam forum akademik daring, Senin (20/10/2025).




Menjaga Mutu dengan Akuntabilitas Ilahiah


Menariknya, UIPM tidak menolak kemajuan teknologi. Sebaliknya, mereka memadukan spiritual accountability (pertanggungjawaban kepada Tuhan) dengan professional accountability (standar mutu global).


Sistem AI-assisted proctoring berbasis etika diterapkan untuk menjaga kejujuran akademik. Teknologi digunakan bukan untuk menggantikan manusia, melainkan memperkuat nilai-nilai ihsan hingga ketulusan dalam belajar dan mengajar.




Komunitas Pembelajar Berjiwa Ihsan


UIPM juga membentuk virtual ummah pendidikan global dan komunitas belajar lintas negara yang didasari kasih sayang, gotong royong, dan keikhlasan.


Gerakan ini menjadi bukti bahwa pendidikan spiritual bisa hidup berdampingan dengan teknologi modern tanpa kehilangan ruh kemanusiaannya.



Pendidikan Sebagai Gerakan Moral


UIPM bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi gerakan moral dan spiritual global.
Ia mengingatkan dunia bahwa guru adalah penjaga amanah, murid adalah pewaris ilahi, dan ilmu adalah cahaya yang harus menerangi, bukan diperjualbelikan.


Dalam era digital yang kian pragmatis, UIPM berdiri tegak membawa pesan sederhana namun mendalam:

"Sekolah boleh digital, tapi nilai kemanusiaan tetap harus manual," pungkasnya.



***
Sumber: RNA.