Notification

×

Iklan

Iklan

Isyana Sarasvati: Dari Solois Klasik hingga Ikon Musik Multi-Genre Indonesia

Jumat, 21 November 2025 | 06.09 WIB Last Updated 2025-11-20T23:10:55Z

Foto, penyanyi pop Indonesia, Isyana Sarasvati.

Queensha.id - Jakarta,


Nama Isyana Sarasvati hari ini identik dengan keberanian bereksperimen, kejernihan berpikir musikal, dan kualitas seni yang melampaui batas genre. Namun jauh sebelum publik mengenalnya sebagai penyanyi pop, penulis lagu, hingga produser rekaman, Isyana telah menapaki jejak panjang sebagai musisi klasik yang berprestasi sejak usia belia.



Akar Klasik yang Kuat dan Prestasi Internasional


Isyana lahir di Bandung pada 2 Mei 1993 dalam keluarga pendidik dan musisi. Ibunya, Luana Marpanda, memperkenalkan piano sejak ia berusia 4 tahun. Sejak itu, musik menjadi bahasa utama yang mengiringi perjalanan hidupnya.


Pada usia 15 tahun, bakat komponisnya melesat. Karya ciptaannya berjudul "Wings of Your Shadow" terpilih sebagai komposisi terbaik pada International Junior Original Concert (IJOC) dari lebih 3.500 peserta anak-anak di seluruh dunia. Ia pun tampil di panggung bergengsi Bunkamura Hall, Tokyo pada 2008—pencapaian monumental bagi musisi muda Indonesia.


Sebelum terjun ke industri musik komersial, Isyana dikenal sebagai solois, resitalis, serta pemain electone, flute, biola, dan saksofon, dengan pendidikan musik formal di Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA), Singapura, serta Royal College of Music, Inggris.



Awal Karier Komersial dan Gebrakan di Industri Musik


Pada tahun 2014, Isyana resmi bergabung dengan Sony Music Indonesia setelah sejumlah cover lagunya di YouTube menarik perhatian manajemen A&R. Setahun kemudian, ia memecahkan pasar musik Indonesia lewat dua single debut yang langsung mencuri hati pendengar:


  • “Keep Being You” (2014)
  • “Tetap Dalam Jiwa” (2015) — yang menjadi salah satu lagu pop paling fenomenal pada masanya.


Sejak saat itu, Isyana telah merilis empat album yang mendapatkan pujian kritikus musik serta sukses komersial.



Performa Mendunia dan Kolaborasi Internasional


Karier Isyana tak hanya mengukir pencapaian di dalam negeri. Pada Closing Ceremony Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, ia menjadi penampil pembuka dengan lagu “Asia’s Who We Are”, menyapa lebih dari 55.000 penonton.


Pada Mei 2019, ia dipercaya Walt Disney Pictures untuk menyanyikan soundtrack film Aladdin, “A Whole New World”, bersama Gamaliel Tapiheru. Mereka bahkan mewawancarai langsung Alan Menken, komposer legendaris Disney, di Tokyo.


Popularitas dan kredibilitasnya membuat Isyana didapuk sebagai juri The Voice Indonesia (2019), kemudian menjadi coach di The Voice Kids Indonesia serta The Voice All-Stars.



LEXICON: Babak Baru Musik Isyana


Pada 29 November 2019, Isyana merilis album ketiganya, LEXICON, yang menegaskan keberaniannya menantang pakem industri. Di album ini, ia meninggalkan nuansa pop-R&B yang membesarkan namanya dan menapaki wilayah musik baru: neo-klasikal dan progressive rock.


Transformasi musikalnya berlanjut hingga album penuh keempatnya, ISYANA, menjadikan namanya ikon musisi multi-genre Indonesia.



Pengakuan Dunia dan Redrose Records


Pada 2020, Isyana masuk dalam daftar Forbes Asia 30 Under 30, kategori Entertainment & Sports, dan juga Forbes Indonesia.


Pada 20 Oktober 2020, ia mengambil langkah besar dengan mendirikan label musik independen bernama REDROSE RECORDS yang menandai era baru kebebasan kreatif seorang Isyana.


Dalam perjalanan pribadinya, ia menikah dengan sahabat masa SMP-nya, dr. Rayhan Maditra, pada 2 Februari 2020. Mereka merilis single “1+1” sebagai hadiah ulang tahun pernikahan pertama pada 2021.



Kolaborasi Gaming, NFT, dan Penghargaan Akademis


Isyana memperluas pengaruhnya hingga dunia gaming. Pada 2022, ia berkolaborasi dengan Garena Free Fire Indonesia dalam konsep The Diva, menciptakan musik bertema permainan yang viral di komunitas gaming.


Di tahun yang sama, ia meluncurkan My Mystery NFT, menunjukkan keberaniannya terjun ke dunia digital kreatif.


Pada 2023, almamaternya, NAFA, menganugerahkan Distinguished Alumni Medal atas kontribusinya di dunia seni. Ia juga tampil di Forbes Under 30 Summit Asia di Singapura dan bahkan menjadi bintang tamu dokumenter Korea Selatan di KBS.



Satu Dekade Berkarya: Kolaborasi dengan Marty Friedman


Memasuki 10 tahun perjalanan karier, Isyana merilis ulang lagu “My Mystery” dalam kolaborasi dengan gitaris legendaris dunia Marty Friedman pada 13 November 2024. Dua hari kemudian, ia menggelar konser akbar Lost In Harmony di Istora Senayan merupakan sebuah perayaan musikal yang menegaskan kedewasaan artistiknya.



Ikon Musik Indonesia yang Terus Berkembang


Dari solois electone cilik, komponis internasional, penyanyi pop, hingga arsitek musik multi-genre yang dihormati, perjalanan karier Isyana Sarasvati menunjukkan satu hal yaitu musik bukan sekadar profesi, melainkan bahasa hidup yang ia ciptakan, pahami, dan terus kembangkan.


Dengan visi yang semakin matang dan keberanian yang tak pernah pudar, Isyana tampak masih berada di tengah perjalanan kreatifnya yang bukan di puncak, melainkan menuju puncak-puncak berikutnya.


***

Tim Redaksi.