Notification

×

Iklan

Iklan

Rismon Hasiholan Sianipar: Akademisi Brilian, Ahli Forensik Digital, hingga Terseret Kasus Ijazah Presiden

Minggu, 23 November 2025 | 21.08 WIB Last Updated 2025-11-23T14:10:07Z

Foto, Rismon Hasiholan Sianipar, (sumber foto: Detikcom).

Queensha.id – Nasional,


Nama Rismon Hasiholan Sianipar tengah menjadi sorotan publik. Akademikus dan peneliti kelahiran Pematangsiantar, 25 April 1977, itu dikenal luas sebagai pakar keamanan multimedia, kriptografi, pemrosesan sinyal, dan forensik digital. Rekam jejak akademiknya panjang dan prestasinya di dunia riset diakui internasional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sosoknya ikut terseret dalam salah satu kontroversi paling panas di Indonesia: dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.



Rekam Akademik yang Kokoh: Dari UGM hingga Jepang


Rismon menamatkan pendidikan menengah di SMA Negeri 3 Pematangsiantar. Ia kemudian berkuliah di Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sukses meraih gelar Sarjana Teknik (1998) dan Magister Teknik (2001).


Pada 2003, Pemerintah Jepang memberikan beasiswa Monbukagakusho kepadanya. Ia melanjutkan pendidikan di Universitas Yamaguchi, belajar langsung di bawah bimbingan Prof. Dr. Hidetoshi Miike yang seorang tokoh di dunia pemrosesan sinyal.


Di kampus itu, Rismon meraih:


  • Master of Engineering (2005)
  • Doctor of Engineering (2008)


Disertasinya menggabungkan metode tapis non-linear FitzHugh–Nagumo dengan kriptografi kurva eliptik (ECC)—kombinasi yang jarang dikuasai bahkan oleh akademisi tingkat doktoral di dunia.



Karier Riset dan Inovasi Teknologi


Sepulang dari Jepang, Rismon aktif meneliti bidang-bidang strategis seperti:


  • Kriptografi
  • Kriptanalisis
  • Forensik multimedia (audio, citra, video)
  • Pemrosesan sinyal
  • Keamanan komunikasi digital


Ia dikenal sebagai dosen di Universitas Mataram dan banyak bekerja sama dengan universitas serta lembaga riset di Jepang. Pengalamannya juga mencakup analisis kriptografi untuk data intelijen.


Beberapa inovasi teknologinya bahkan mendapat paten di Jepang, termasuk metode pemrosesan citra berbasis reaksi-difusi.


Selain itu, ia mengembangkan berbagai perangkat lunak untuk laboratorium dan riset, seperti GUI pemrosesan sinyal dan citra berbasis MATLAB, VB.NET, C#, dan Java.



Produsen Ilmu: Buku, Kelas, hingga Kanal YouTube


Rismon bukan hanya peneliti. Ia juga produktif sebagai penulis dan pendidik publik. Puluhan bukunya di bidang kriptografi, pemrograman, dan pemrosesan sinyal beredar di tingkat nasional.


Pada 2022, ia membangun kanal YouTube Balige Academy, yang fokus pada edukasi teknologi dan forensik digital. Hingga November 2025, kanal tersebut memiliki:


  • 180 ribu pelanggan
  • 38 juta total tayangan


Angka ini menjadikan Rismon salah satu pendidik digital paling berpengaruh dalam dunia teknologi terapan Indonesia.



Kontroversi Panas: Dugaan Ijazah Palsu Jokowi


Puncak sorotan terhadap nama Rismon terjadi ketika ia bersama beberapa tokoh, termasuk:


  • Roy Suryo
  • dr. Tifauzia Tyassuma
  • Eggi Sudjana
  • Kurnia Tri Royani


Mengkritisi dan mempertanyakan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo.


Pada 30 April 2025, Presiden ke-7 RI itu secara resmi melaporkan mereka ke Polda Metro Jaya. Mereka dijerat dengan pasal:


  • Pasal 310 KUHP (pencemaran nama baik)
  • Pasal 311 KUHP (fitnah)
  • Pasal 27A, Pasal 32, dan Pasal 35 UU ITE


Setelah melalui gelar perkara dan pemeriksaan lanjutan, pada 7 November 2025, Rismon Sianipar ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyebaran informasi bohong terkait ijazah Jokowi.


Kasus ini masih terus bergulir dan menjadi salah satu isu politik-hukum paling diperbincangkan di Indonesia pada 2025.



Antara Kejeniusan Teknologi dan Kontroversi Politik


Perjalanan Rismon Sianipar menggambarkan dua sisi yang sangat kontras:


  • Seorang akademisi dan peneliti dengan rekam inovasi yang panjang, dihormati di dunia teknologi dan riset.
  • Sosok kritis yang vokal di ruang publik, hingga akhirnya berhadapan dengan proses hukum atas opini dan tuduhan yang ia suarakan.


Di tengah kasus yang menjeratnya, publik menilai Rismon sebagai figur yang berdiri di persimpangan: antara integritas akademis dan risiko politik dari kritik terhadap kekuasaan.


Bagaimanapun proses hukumnya berjalan, nama Rismon Sianipar telah tercatat sebagai salah satu tokoh akademik paling vokal dan paling kontroversial dalam sejarah diskursus digital Indonesia.


***

Tim Redaksi.