Notification

×

Iklan

Iklan

Tragedi Semeru 1909: 709 Tewas, Jadi Peringatan 2025

Kamis, 20 November 2025 | 20.12 WIB Last Updated 2025-11-20T13:13:54Z

Foto, letusan gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Rabu, (19/11/2025).


Queensha.id – Lumajang,


Letusan Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025) kembali mengingatkan publik pada sejarah kelam yang pernah terjadi lebih dari seabad lalu. Gunung tertinggi di Jawa Timur itu memuntahkan awan panas hingga 5,5 kilometer, memaksa ribuan warga dievakuasi demi menghindari ancaman yang lebih besar.


Namun keganasan Semeru bukan pertama kali terjadi. Salah satu catatan paling mematikan tercatat pada 29–30 Agustus 1909, ketika letusan dahsyat meluluhlantakkan wilayah lereng dan lembah di sekitarnya serta menewaskan sedikitnya 709 orang, menurut laporan surat kabar kolonial Dagblad van Noord-Brabant.



Letusan Tanpa Peringatan


Sejak Juni 1909, asap pekat dan gempa vulkanik sebenarnya mulai tampak. Meski demikian, warga tak mengira gejala itu adalah awal dari bencana besar. Pada akhir Agustus, semburan abu, pasir, dan material vulkanik menghantam permukiman secara tiba-tiba.


Laporan pemerintah kolonial dalam Winschoter Courant menggambarkan aliran lahar sebagai “air dan pasir yang deras menghancurkan semua yang dilewatinya.” Beberapa media saat itu menyebut aliran lahar tersebut layaknya “tsunami yang menyapu daratan.”



Kerusakan Luar Biasa


Material vulkanik meratakan perkebunan tebu dan tembakau, ribuan rumah rusak, dan ribuan hektare sawah terkubur. Jaringan air rusak parah, hewan ternak mati, dan pasokan pangan ikut hancur. Lebih dari 8.000 hektare sawah kehilangan sumber air irigasi.


Warga yang selamat tak berani pulang ke rumah karena masih muncul asap dan gempa vulkanik setelah letusan utama.



Upaya Bantuan dan Pemulihan


Masyarakat dari berbagai daerah di Hindia Belanda menggalang bantuan. Dari Batavia terkumpul dana sekitar 2.000 gulden, sementara pengusaha Tionghoa Liem Liang Bu mengirimkan dua gerobak beras ke Lumajang. Namun pemulihan butuh waktu lama (sekitar enam bulan) untuk memperbaiki kerusakan dan menata ulang kehidupan warga.



Peringatan untuk 2025


Letusan Semeru 2025 yang kini berada pada level peringatan tinggi kembali mengetuk kesadaran tentang pentingnya mitigasi. Sejarah menunjukkan bahwa Semeru mampu berubah ganas dalam waktu singkat, dan kesiapsiagaan menjadi kunci agar tragedi besar tidak kembali menelan banyak korban.


***

Tim Redaksi.