Notification

×

Iklan

Iklan

Tragedi Tubing Genting Jolinggo: Enam Mahasiswa UIN Walisongo Hanyut, Tiga Ditemukan Meninggal Dunia

Selasa, 04 November 2025 | 21.01 WIB Last Updated 2025-11-04T14:02:39Z

Foto, peristiwa mahasiswa UIN Walisongo Semarang hanyut saat wisata alam di Sungai Singorajo (Foto: dok. BPBD Kendal)

Queensha.id - Kendal,


Suasana wisata air di kawasan Tubing Genting Jolinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, mendadak berubah menjadi duka mendalam pada Selasa (4/11/2025) siang. Enam mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dilaporkan hanyut terseret arus sungai saat tengah bermain air (kecehan).


Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 13.53 WIB. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, awalnya arus sungai tampak tenang. Namun, secara tiba-tiba terjadi banjir bandang akibat hujan deras di bagian hulu. Arus yang kuat seketika menyeret enam mahasiswa KKN yang berada di aliran sungai.


Saksi mata bernama Imam Sakban yang berada di lokasi sempat melihat para korban berusaha menyelamatkan diri, namun derasnya arus membuat mereka terseret hingga beberapa meter dari titik awal.



Korban dan Identitas


Dari enam korban yang hanyut, tiga di antaranya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan tiga lainnya masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.



Berikut daftar korban:


Ditemukan Meninggal Dunia:

  1. Riska Amelia (21), asal Pemalang
  2. Syifa Nadilah (21), asal Pemalang
  3. Muhammad Labib Risqi (21), asal Pekalongan


Belum Ditemukan:

  1. Nabila Yulian Dessi Pramesti (21), asal Bojonegoro
  2. Bima Pranawira (21), asal Gresik
  3. Muhammad Jibril Asyarofi (21), asal Krapyak Jepara



Upaya Pencarian dan Kendala di Lapangan


Tim BPBD Kendal yang menerima laporan segera menerjunkan personel ke lokasi kejadian bersama unsur gabungan dari Kantor SAR Semarang, Polsek dan Koramil Singorojo, Damkar Kendal, PMI, serta berbagai organisasi relawan seperti MDMC, LPBI NU, Ubaloka, hingga komunitas Bodri Rafting.


Posko operasi pencarian didirikan di Balai Desa Getas, sebagai pusat koordinasi dan pemantauan. Namun, proses evakuasi menghadapi kendala berat akibat derasnya arus sungai dan kondisi medan yang licin.


Kepala BPBD Kendal, melalui laporan tertulis, menyampaikan bahwa tim gabungan terus berupaya keras menyisir aliran sungai hingga radius beberapa kilometer dari lokasi awal kejadian.


“Kondisi arus yang deras menjadi tantangan utama. Kami terus berkoordinasi dan memperluas area pencarian. Doa masyarakat sangat kami harapkan agar tiga korban lainnya segera ditemukan,” tulis pernyataan BPBD Kendal.



Duka dan Doa dari Berbagai Pihak


Tragedi ini meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi pihak keluarga korban, tetapi juga civitas akademika UIN Walisongo Semarang.


Sejumlah mahasiswa dan relawan ikut berdatangan ke lokasi untuk membantu proses pencarian dan memberikan dukungan moral kepada tim SAR serta keluarga korban.


Ungkapan belasungkawa juga membanjiri media sosial, terutama dari sesama mahasiswa KKN dan warga sekitar Kendal yang turut prihatin atas insiden tersebut.



Pesan Kemanusiaan


BPBD Kendal dalam laporannya kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan saat beraktivitas di area sungai dan wisata air, terutama di musim penghujan.

“Kita jaga alam, alam jaga kita,” tulis penutup laporan BPBD Kendal.


Tragedi di Tubing Genting Jolinggo menjadi peringatan keras bahwa alam bisa berubah sewaktu-waktu. Di balik gemericik air yang menenangkan, tersimpan potensi bahaya yang harus diwaspadai oleh setiap pengunjung wisata alam.


***

Tim Redaksi Queensha Jepara.