Queensha.id - Jepara,
Himbauan aparat kepolisian agar masyarakat merayakan malam pergantian tahun secara sederhana dan penuh empati tampaknya tidak sepenuhnya diindahkan. Di Kabupaten Jepara, sebuah konser musik dangdut tetap digelar pada malam tahun baru 2026, meski sebelumnya telah ada imbauan resmi dari pihak keamanan.
Beberapa hari sebelum pergantian tahun, Kapolres Jepara AKBP Eric Budi Santoso secara terbuka mengajak masyarakat untuk menyambut tahun baru dengan cara yang lebih sederhana, mengingat masih banyak saudara sebangsa di sejumlah daerah terutama Aceh dan Sumatra yang tengah dilanda musibah banjir bandang.
Namun fakta di lapangan menunjukkan hal berbeda. Sebuah pesta malam tahun baru dengan menghadirkan dua grup dangdut kondang asal Jepara tetap dilangsungkan di Lapangan Desa Ngabul. Informasi terkait acara tersebut bahkan telah diumumkan jauh hari melalui media sosial Facebook, lengkap dengan harga tiket dan rangkaian acara.
Keputusan tetap digelarnya konser ini pun menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Perdebatan sengit terlihat di kolom komentar media sosial, memperlihatkan adanya perbedaan pandangan antara kebutuhan hiburan dan kepekaan sosial.
Salah seorang warga sekitar lokasi konser berinisial IG, saat dimintai keterangan oleh awak media, menyampaikan keprihatinannya.
“Saudara kita di Aceh dan Sumatra sedang kena musibah banjir bandang, masak kita di Jawa pesta pora menyambut tahun baru seolah tak punya empati,” ujarnya, Selasa (31/12/2025).
Pendapat senada juga disampaikan warga lain berinisial DYN. Menurutnya, keputusan panitia diduga dipengaruhi faktor ekonomi.
“Mungkin karena tiket sudah terlanjur dijual, makanya panitia tetap menggelar konser meskipun ada imbauan dari pihak kepolisian,” ungkapnya.
Pantauan awak media di lokasi menunjukkan para penggemar dua grup dangdut asal Jepara mulai berdatangan sejak pukul 18.00 WIB. Meski demikian, jumlah penonton belum terlalu ramai, diduga akibat cuaca hujan yang mengguyur kawasan tersebut sejak sore hari.
Sementara itu, Petinggi Desa Ngabul, Solekhan, selaku pemangku wilayah, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait pelaksanaan konser dan imbauan Kapolres Jepara, hanya memberikan jawaban singkat, “Sae.” Jawaban tersebut menimbulkan beragam tafsir dan belum memperjelas sikap resmi pemerintah desa terhadap polemik yang terjadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan lanjutan dari pihak penyelenggara konser maupun aparat keamanan terkait tindak lanjut atas pelaksanaan acara tersebut.
***
Wartawan: Gun Jack Queensha Jepara.