Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga Eksploitasi Alam Skala Besar di Bungu Jepara, Warganet Resah: Dari Ancaman Banjir hingga Jalan Rusak

Minggu, 14 Desember 2025 | 10.00 WIB Last Updated 2025-12-14T03:01:20Z

Foto, tangkap layar dari unggahan akun tiktok.

Queensha.id — Jepara,


Dugaan aktivitas pengerukan dan penggundulan lahan skala besar di wilayah Kabupaten Jepara memicu perhatian luas publik. Isu ini mencuat setelah sebuah video yang diunggah akun TikTok @k47i.d menjadi viral di media sosial pada pekan lalu.


Dalam video tersebut, kreator menampilkan citra satelit Google Maps yang memperlihatkan area pengerukan sangat luas, lengkap dengan keberadaan alat berat seperti ekskavator dan deretan truk pengangkut. Lokasi yang disorot berada di Desa Bungu, Kecamatan Mayong, Jepara.


Video yang diunggah enam hari sebelum Minggu (14/12/2025) itu mempertanyakan legalitas dan dampak dari aktivitas yang diduga sebagai eksploitasi alam berskala besar.


“Info penggundulan pengerukan di daerah sekitaran Jepara apakah ada? Ini saya cek pakai aplikasi Google Maps. Ternyata ada bolo ini punya siapa ini besar sekali ini… ada di daerah Bungu. Bungu masih dari Jepara gak ya bolo. Lha iki lebar luas sekali ini ada ekskavator ada truk-truknya banyak dan sangat lebar,” ujar pemilik akun dalam unggahannya.


Unggahan tersebut dengan cepat memantik diskusi dan kekhawatiran warganet, khususnya terkait potensi kerusakan lingkungan dan dampak jangka panjang bagi masyarakat sekitar.



Kekhawatiran Dampak Lingkungan dan Infrastruktur


Sejumlah komentar netizen menyoroti kemungkinan terjadinya bencana ekologis akibat pengerukan tersebut. Akun Andis mengingatkan pemerintah agar tidak abai dengan persoalan ini.


“Pemerintah harus belajar dari banjir Sumatra,” tulisnya, yang kemudian disahuti secara kritis oleh kreator video dengan kalimat singkat, “Yang penting cuan.”


Kekhawatiran serupa disampaikan akun Ine Rika, yang mengaitkan aktivitas pengerukan dengan menurunnya daya resap air.


“Bungu kan daerah Mayong… mungkin meh gawe pabrik meneh. Semenjak Mayong ada pabrik-pabrik, kami yang daerah rawa sering banjir resapan. Alasnya sudah jadi pabrik kabeh karena ga ada,” tulisnya.


Tak hanya soal lingkungan, kerusakan infrastruktur jalan juga menjadi keluhan warga. Akun mars123 menyebut kondisi jalan Pancur–Mayong semakin memprihatinkan akibat lalu lintas truk pengangkut material.


“Tiap hari lewat jalan Pancur Mayong jalannya rusak banyak truk dam pengangkut tanah batu. Harus ekstra hati-hati karena jalan berlubang… mau sampai kapan dikeruk terus,” keluhnya.



Dugaan Aktivitas Meluas


Warganet lain, andajaya570, bahkan menyebut bahwa aktivitas serupa tidak hanya terjadi di Desa Bungu.


“Di desa Pancur juga ada KK,” tulisnya, yang kemudian direspons oleh kreator bahwa lokasi tersebut akan dicek lebih lanjut.


Di tengah kekhawatiran yang meluas, sejumlah netizen justru memberikan apresiasi kepada kreator konten yang berani menyuarakan isu lingkungan. Akun ajojis_3 menulis, “Makasih mas, setidaknya masih ada orang Jepara yang kritis terhadap lingkungannya.”


Sementara akun Tukangnrimo berharap persoalan ini terus diangkat ke publik.


“Up terus berita-berita ngene iki. Lebih penting karena sangat bahaya bagi keselamatan alam.”


Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun instansi terkait mengenai legalitas, perizinan, serta tujuan aktivitas pengerukan yang diduga terjadi di wilayah tersebut. Publik pun berharap adanya transparansi dan langkah pengawasan serius agar potensi kerusakan lingkungan di Jepara tidak berujung pada bencana di kemudian hari.


***

Sumber: SJ dan TikTok @k47i.d

Tim Redaksi.