Notification

×

Iklan

Iklan

Gerakan Jepara Membaca: Saat Anak-Anak Haus Ilmu, Perpustakaan Sekolah Justru Sepi Buku

Minggu, 25 Mei 2025 | 14.38 WIB Last Updated 2025-05-25T07:40:47Z
Foto, Gerakan Membaca di Jepara.


Queensha.id - Jepara,

Udara pagi yang segar di Bendungan Indah Ketileng, Jepara, menjadi saksi semangat anak-anak sekolah dasar dari Desa Paren, Desa Kuayar, dan Desa Bugo yang mengikuti Gerakan Jepara Membaca. Mereka datang dengan penuh antusias ke Perpustakaan R.A. Kartini, pusat literasi yang belakangan ini kembali menggeliat berkat donasi 1.000 buku dari Perpustakaan Nasional.

Saat ditanya mengenai perpustakaan di sekolah masing-masing, jawaban mereka mengundang keprihatinan. “Ada, Pak, tapi jarang dibuka.” “Bukunya tinggal sedikit.” Ungkapan-ungkapan polos itu mencerminkan kondisi yang memprihatinkan: perpustakaan sekolah dasar negeri di banyak desa di Jepara nyaris tak berfungsi optimal.

Mujiono dan Ibu Ermas, dua penggerak literasi di Kecamatan Welahan, ikut menyuarakan keprihatinan yang sama.

 “Literasi adalah dasar kemajuan generasi, tapi kalau perpustakaan sekolah dibiarkan kosong dan tak terurus, bagaimana anak-anak bisa mencintai membaca?” tutur Mujiono.

Menurut data lapangan yang dihimpun dalam kegiatan ini, sebagian besar perpustakaan sekolah dasar di wilayah Jepara mengalami kekurangan buku, fasilitas yang usang, serta tidak adanya petugas khusus yang menjaga dan mengelola perpustakaan. Akibatnya, banyak siswa yang bahkan belum pernah membaca buku cerita anak di luar buku pelajaran.

Gerakan Jepara Membaca bukan sekadar ajang membaca bersama, tapi juga menjadi alarm sosial. Ini adalah seruan kepada Bupati Jepara, DPRD Kabupaten Jepara, dan Dinas Pendidikan setempat agar segera bertindak. Literasi bukan hanya soal buku, tetapi juga tentang masa depan.

Jika anak-anak dari desa-desa kecil saja begitu bersemangat menyambut buku-buku baru, maka sudah seharusnya pemerintah dan semua pihak terkait menyambut semangat itu dengan aksi nyata. Sudah waktunya perpustakaan sekolah di Jepara dibangkitkan, bukan dibiarkan menjadi ruang kosong yang penuh debu dan dilupakan.

***

Sumber: BS.