Breaking News

Innalillahi, Seorang Nelayan Tewas Tragis di Pelabuhan Jepara: 5 ABK Terkapar Saat Bongkar Ikan

Foto, saat evakuasi korban nelayan yang keracunan gas dari ikan. (Relawan Jepara/KRJ Alba)


Queensha.id - Jepara,

Suasana tenang dini hari di Pelabuhan Perintis Jepara mendadak berubah mencekam. Lima awak kapal nelayan ditemukan tergeletak tak sadarkan diri saat membongkar muatan ikan. Satu di antaranya, Jamian (60), dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.

Tragedi ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Kelimanya adalah anak buah kapal (ABK) Yasir Lana, kapal asal Desa Sarang, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang. Para korban adalah M Sahid (25), Handika (20), Selamet (47), M Munir (23), dan Jamian. Malam itu, mereka tengah membongkar muatan ikan yang baru saja selesai ditangkap dari laut.

Menurut Alba, relawan dari Komunitas Relawan Jepara (KRJ) yang berada di lokasi, kelima nelayan itu diduga keracunan gas dari ikan yang telah membusuk di dalam kotak penyimpanan.

"Saya ke lokasi, kondisinya (Jamian) sudah tidak sadar. Ada lima korban," kata Alba dengan nada prihatin.

Kapal Yasir Lana sendiri berangkat dari Pelabuhan Sarang, Rembang, sejak Rabu (21/5/2025), dengan total 23 ABK di bawah nakhoda A Malik (57). 

Namun, saat memasuki perairan Jepara, gardan penarik jaring kapal mengalami kerusakan. Sang nahkoda memutuskan untuk berlabuh sementara di Pelabuhan Perintis Jepara untuk perbaikan sekaligus bongkar muatan.

Namun siapa sangka, di balik tumpukan ikan yang dibongkar dini hari itu, gas beracun mengintai. Satu per satu nelayan tumbang. Bermula dari Jamian, lalu empat lainnya yang mencoba menolong ikut terpapar.

"Mereka keracunan gas dari bau ikan busuk," ungkap Alba.

Para ABK lain sempat berinisiatif memberikan pertolongan darurat. Minyak kampak dioleskan ke hidung para korban. Namun, kondisi mereka tetap lemas. Jamian akhirnya mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju RSUD RA Kartini Jepara.

Jenazahnya kini telah dipulangkan ke kampung halaman di Sarang, Rembang. Sementara empat korban lainnya masih menjalani perawatan intensif.

Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam dan jadi pengingat keras akan bahaya tersembunyi dalam pekerjaan para nelayan. Tragedi di Pelabuhan Perintis ini menyisakan banyak tanya: Apakah sistem keamanan saat bongkar muatan sudah memadai? Apakah ada pengawasan terkait gas berbahaya dari muatan laut?

Satu hal yang pasti, laut telah kembali menelan satu nyawa pejuangnya. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat jalan, Jamian. Laut tak hanya menjadi ladang hidupmu, tapi juga pangkuan peristirahatan terakhirmu.

***

Sumber: MN.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia