Queensha.id - Jakarta,
Pengamat politik Rocky Gerung kembali menggebrak panggung wacana nasional. Dalam forum diskusi memperingati 27 tahun Reformasi 1998, Rocky secara terbuka mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan reshuffle kabinet secara menyeluruh. Ia menilai, demi konsistensi arah pemerintahan baru, Prabowo harus berani melepaskan diri dari bayang-bayang pemerintahan sebelumnya.
“Prabowo harus segera ‘melumpuhkan’ kabinet warisan dan mengisinya dengan energi baru. Ini bukan soal ganti orang, tapi ganti arah,” ujar Rocky lantang di hadapan para akademisi, aktivis, dan mahasiswa yang hadir di Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut Rocky, masih dominannya figur-figur loyalis Jokowi dalam jajaran kabinet saat ini justru bisa menjadi batu sandungan bagi visi dan misi pemerintahan Prabowo yang ingin tampil berbeda dan lebih tegas. Ia menyebut hal ini sebagai titik rawan yang bisa mengaburkan identitas politik pemerintahan baru.
Rocky menegaskan reshuffle bukan sekadar urusan teknis birokrasi, melainkan langkah strategis untuk menyatakan kemerdekaan politik dan arah baru pemerintahan. "Kalau hanya melanjutkan yang lama, lalu di mana posisi perubahan yang dijanjikan saat kampanye?" tegasnya.
Dalam paparannya, Rocky juga menyinggung pentingnya posisi Indonesia di tengah gejolak global, seperti konflik dagang antara AS–Tiongkok, ketegangan Laut Cina Selatan, hingga dampak krisis energi dunia. Ia menilai, Indonesia memerlukan menteri-menteri yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki kapasitas geopolitik dan keberanian mengambil keputusan strategis.
“Dunia berubah cepat. Kita butuh menteri yang paham politik global, bukan hanya pintar bicara di dalam negeri,” sindir Rocky.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masyarakat memiliki harapan besar terhadap pemerintahan Prabowo. Maka dari itu, reshuffle total menurutnya adalah sinyal kuat untuk menjawab ekspektasi publik yang menginginkan perubahan nyata.
Desakan Rocky ini mencerminkan keresahan sejumlah elemen masyarakat yang menilai belum ada langkah signifikan dari pemerintahan baru dalam menjawab tantangan ekonomi, ketimpangan sosial, serta tata kelola pemerintahan yang bersih.
Sampai artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana terkait usulan reshuffle tersebut. Namun, wacana yang dilemparkan Rocky diprediksi akan menambah tekanan politik terhadap Prabowo di bulan-bulan awal masa jabatannya.
Apakah Prabowo akan berani mengambil langkah radikal seperti yang didesak Rocky? Ataukah justru memilih jalur kompromi demi menjaga stabilitas? Semua mata kini tertuju ke Istana Merdeka.
***
Sumber: Update Nusantara.