Breaking News

Serangan Udara Israel Hancurkan Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Yaman

Foto, Yemenia Airlines yang dijadwalkan membawa mereka ke Tanah Suci berubah menjadi puing-puing oleh serangan Israel.


Queensha.id - Yaman, 

Harapan ribuan jemaah haji asal Yaman hancur berkeping-keping pagi itu. Ledakan mengguncang Bandara Internasional Sana’a, dan di tengah kepulan asap hitam, satu-satunya pesawat komersial milik Yemenia Airlines yang dijadwalkan membawa mereka ke Tanah Suci berubah menjadi puing-puing. Serangan udara yang dilakukan Israel pada Rabu pagi (28/5) menjadi pukulan telak, bukan hanya bagi dunia penerbangan sipil, tetapi juga bagi semangat spiritual umat Muslim di tengah konflik berkepanjangan.

“Pesawat itu adalah satu-satunya harapan kami,” kata Khaled Al-Shaif, Direktur Bandara Internasional Sana’a, dalam suara yang nyaris putus. 


“Kami sedang mempersiapkan keberangkatan 2.000 jemaah untuk menunaikan haji, momen yang selama ini terhalang oleh perang. Sekarang, semuanya lenyap.”

Simbol Harapan yang Dihancurkan

Serangan ini datang hanya beberapa jam setelah kelompok Houthi dilaporkan menembakkan rudal ke wilayah Israel. Namun, dampak balasan Israel justru menyasar titik vital yang tak bersifat militer dan bandara sipil yang menjadi jalur satu-satunya bagi keberangkatan jemaah haji dari wilayah utara Yaman.

Selain menghancurkan pesawat, serangan juga melumpuhkan landasan pacu dan merusak menara kontrol, membuat bandara lumpuh total. Tidak ada laporan korban jiwa, namun trauma dan keputusasaan menyelimuti ribuan calon jemaah yang kini tak tahu harus ke mana.

Kecaman Dunia Internasional

Iran dengan tegas menyebut serangan ini sebagai "kejahatan perang", menuduh Israel dengan sengaja menargetkan aktivitas keagamaan sebagai bentuk teror psikologis terhadap komunitas Muslim. Organisasi internasional dan kelompok kemanusiaan juga angkat suara, menyerukan penghormatan terhadap hukum humaniter dan perlindungan atas warga sipil serta fasilitas nonmiliter.

“Ini bukan sekadar serangan terhadap bangunan, tetapi terhadap keyakinan, harapan, dan hak paling mendasar manusia untuk beribadah,” ujar seorang pejabat dari Komite Palang Merah Internasional yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan, Kamis (29/5/2025).

Haji di Tengah Perang

Bagi warga Yaman, menjalankan ibadah haji lebih dari sekadar rukun Islam kelima. Di tengah kelaparan, kemiskinan, dan hujan peluru yang tak pernah berhenti, haji menjadi pelarian spiritual dan sebuah tujuan suci yang memberikan harapan serta ketenangan.

Bagi banyak jemaah, ini mungkin satu-satunya kesempatan dalam hidup. Dan kini, kesempatan itu musnah tanpa peringatan.

Diamnya Israel dan Ancaman Eskalasi

Hingga berita ini diturunkan, Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait motif serangan yang mengenai bandara. Namun banyak pihak menyebut insiden ini sebagai titik eskalasi baru dalam konflik Timur Tengah, terutama menyangkut keterlibatan langsung fasilitas sipil dalam aksi militer.

PBB pun angkat suara, menyerukan gencatan senjata dan perlindungan atas jalur-jalur kemanusiaan dan ibadah.

Apa Selanjutnya?

Dengan bandara Sana’a yang lumpuh dan Yemenia Airlines kehilangan satu-satunya armada hajinya, masa depan ribuan jemaah Yaman kini berada dalam ketidakpastian. Apakah mereka akan diizinkan berangkat dari bandara lain? Apakah gencatan senjata kemanusiaan dapat disepakati demi menyelamatkan musim haji tahun ini?

Hingga saat ini, yang pasti hanyalah kepedihan yang menggema di ruang tunggu Bandara Sana’a. Tangis para calon jemaah terdengar lebih keras dari deru mesin pesawat yang kini tak lagi bisa terbang.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia