Queensha.id - Edukasi Islam,
Dalam ajaran Islam, semua dosa bisa diampuni oleh Allah SWT jika pelakunya sungguh-sungguh bertaubat. Namun, ada satu dosa yang disebut-sebut sebagai yang paling besar dan tak akan diampuni jika pelakunya mati tanpa bertaubat: syirik, yakni menyekutukan Allah SWT.
Syirik: Dosa yang Tak Diampuni
Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 48, Allah SWT menegaskan:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa: 48)
Ayat ini menjadi dasar utama dalam hukum Islam yang menunjukkan bahwa dosa syirik menempati posisi tertinggi dalam daftar dosa besar. Syirik berarti menyamakan makhluk dengan Sang Pencipta, baik dalam ibadah, niat, atau keyakinan. Contohnya bisa berupa menyembah berhala, percaya pada kekuatan selain Allah secara mutlak, atau meyakini adanya “penolong gaib” selain atas izin Allah.
Hadis Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW juga memperingatkan umatnya akan bahaya syirik. Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:
"Maukah kalian aku beritahu tentang dosa yang paling besar?" Mereka menjawab: "Mau, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Syirik kepada Allah, dan durhaka kepada orang tua."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa syirik bukan hanya dosa paling besar, tetapi juga menduduki posisi tertinggi di antara dosa-dosa lainnya. Bahkan, sebelum menyebut dosa durhaka kepada orang tua dan pembunuhan, Nabi Muhammad menyebut syirik terlebih dahulu.
Syirik dalam Hukum Islam
Dalam hukum Islam, pelaku syirik besar (syirik akbar) yang tidak bertaubat hingga mati keluar dari Islam dan tempatnya di neraka. Ini menjadi dasar keyakinan umat Islam mengenai pentingnya menjaga tauhid (keesaan Allah) dalam seluruh aspek kehidupan.
Contoh Praktik Syirik yang Masih Ada
Meski zaman terus berkembang, praktik-praktik syirik masih sering ditemui dalam masyarakat modern, seperti:
1. Mempercayai dukun atau paranormal yang mengklaim bisa mengubah takdir.
2. Mengaitkan nasib dengan benda-benda keramat seperti cincin, jimat, atau keris.
3. Melakukan sesajen atau tumbal sebagai bentuk “perlindungan” kepada selain Allah.
Ulama menjelaskan bahwa praktik-praktik seperti ini bisa menjadi bentuk syirik, karena mempercayai adanya kekuatan selain Allah SWT dalam menentukan nasib, keselamatan, atau rezeki.
Jangan Main-Main dengan Dosa Ini
Syirik bukan hanya persoalan aqidah, tetapi juga menyangkut keselamatan abadi di akhirat. Meski dosa zina, membunuh, atau mencuri sangat berat, semuanya masih bisa diampuni jika pelakunya sungguh-sungguh bertaubat. Namun tidak dengan syirik—selama pelakunya tidak bertaubat hingga akhir hayat, maka tempatnya di neraka, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ma’idah: 72:
"...Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka..."
Mari Jaga Tauhid, Hindari Syirik
Menjaga keimanan yang murni adalah fondasi dari keselamatan hidup dunia dan akhirat. Umat Islam diajak untuk memperkuat tauhid, menjauhi segala bentuk kesyirikan, dan memperdalam pemahaman agama melalui Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
"Berani baca, berani berubah." Jangan biarkan kejahilan menyeret kita pada dosa terbesar yang tak diampuni.
***
Sumber: BS.
0 Komentar