Queensha.id - Magelang,
“Bolehkah sekarang kita berpisah, Mas?”
Kalimat itu mungkin terdengar sederhana, tapi dari bibir Ralina, ia membawa berat luka, harapan yang runtuh, dan cinta yang tak lagi menemukan tempat pulang.
Di pagi yang sunyi, dengan secangkir teh hangat yang tak tersentuh, Ralina dari Magelang, Jawa Tengah memberanikan diri mengucapkan sesuatu yang selama ini hanya berputar dalam batin: permintaan untuk berpisah dari Arga, suaminya. Tak ada pertengkaran hebat, tak ada lemparan barang atau teriakan dan hanya suara lirih dan ketenangan yang penuh kesedihan.
Arga, pria muda sukses di usia 29 tahun, pemilik bisnis kuliner dengan banyak cabang di Magelang hingga Yogyakarta, sebenarnya adalah suami yang bertanggung jawab. Ia membiayai pengobatan ayah Ralina, menjadi menantu kebanggaan, dan menjalankan perannya di atas kertas dengan sempurna. Tapi ada yang kosong dan kekosongan itu bukan soal harta.
Ada yang tidak pernah benar-benar hadir dalam rumah tangga ini: cinta yang utuh.
Dari balik jendela, Ralina menyaksikan sesuatu yang selalu ia lihat namun tak pernah ia sanggupi untuk diterima sepenuhnya dan kedekatan suaminya dengan kakak kandungnya sendiri, Hasya, seorang janda beranak satu.
Hasya memang bukan orang lain. Ia adalah bagian dari Ralina, darah dan daging yang sama. Namun sejak awal, Ralina tahu ada cerita yang belum selesai antara Arga dan kakaknya. Sebelum menikahi dirinya, Arga pernah menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Hasya. Entah mengapa keduanya tak berjodoh. Hingga akhirnya, ibunda Arga memilih Ralina sebagai menantu, dan Arga patuh tanpa kata tanya.
Dan kini, sejarah yang tidak pernah tuntas itu perlahan seperti kembali mengetuk.
Azka, putra kecil Hasya, memanggil Arga dengan semangat setiap pagi. Hasya, yang sedang berjuang bangkit dari keterpurukan pasca kepergian suaminya dalam kecelakaan, juga mulai mendapatkan ruang baru di dunia Arga. Bekerja sebagai staf admin di kantor suaminya dan kedekatan mereka, perlahan, menjadi duri bagi Ralina.
Ralina bukan perempuan cemburuan. Tapi pernikahan tanpa sentuhan, tanpa perhatian emosional maupun fisik selama berbulan-bulan, menjadikan dirinya layaknya bayangan dalam rumah sendiri. Ia tahu: tubuhnya hadir, tapi hatinya sudah lama ditinggal pergi.
Sore itu, saat sebuah pesan dari sahabatnya masuk berisi foto Hasya dan Arga yang tampak akrab di kantor, Ralina hanya bisa menarik napas dalam. Ia tahu harus berkata apa: "Itu Mba Hasya. Aku yang menyuruhnya kerja di sana." Sebuah kebohongan kecil untuk menutupi luka yang semakin lebar.
Malam tiba. Arga pulang, makan, dan kembali tenggelam dalam layar laptopnya. Rumah sepi. Tidak ada pertengkaran, hanya satu kalimat pelan yang mengubah segalanya.
“Mas, cincin ini aku kembalikan.”
Dan begitulah, kadang akhir dari sebuah pernikahan bukan tentang kebencian. Tapi tentang kelelahan mencintai sendirian. Tentang menolak menjadi tamu di hati seseorang yang dulu kau panggil pasangan hidup.
Ralina tidak ingin membuat keributan. Ia tak ingin menjatuhkan Arga di depan orang tua. Ia hanya ingin pergi dengan tenang, membawa luka dan rasa cukup dalam diam.
Di balik gempita pernikahan, ada yang disebut keintiman. Dan ketika itu tak lagi tumbuh, terkadang satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah dengan pergi.
Sebab dalam cinta yang sepihak, tak ada tempat untuk bertahan tanpa terluka.
Cinta Lama yang Tak Selesai: Bahaya yang Tak Terlihat dalam Rumah Tangga
Setahun pasca perpisahannya dengan Ralina, kehidupan Arga berubah drastis. Bukan karena bisnisnya berkembang lebih pesat atau karena ia menemukan kedamaian yang baru—tapi karena akhirnya ia berani jujur pada dirinya sendiri: bahwa hatinya tak pernah benar-benar lepas dari Hasya.
Hasya yang selama ini hadir sebagai kakak ipar, janda dengan satu anak, perlahan kembali menjadi sosok yang mengisi kekosongan dalam hati Arga. Mereka sering bekerja bersama di kantor. Azka, anak Hasya, sudah menganggap Arga sebagai ayah sejak lama. Dan ketika batas-batas emosional tidak lagi jelas, cinta lama yang dahulu tak tersampaikan akhirnya menemukan jalannya kembali.
Setahun setelah perceraian itu, Arga resmi menikahi Hasya.
Banyak yang merayakan, banyak juga yang mencibir. Tapi di balik keputusan itu, ada jejak luka yang tak bisa dihapus begitu saja: luka Ralina, luka hubungan keluarga, dan luka akibat membiarkan perasaan lama tumbuh diam-diam di tengah pernikahan yang sah.
Cinta Lama Bersemi Kembali: Ketika Kenangan Tak Kunjung Mati
Fenomena CLBK—Cinta Lama Bersemi Kembali dan sering dianggap romantis. Tapi dalam konteks pernikahan orang lain, itu bisa menjadi racun. Cinta yang belum selesai, apalagi jika masih dekat secara fisik dan emosional, punya daya rusak luar biasa. Ia bisa menggerus keharmonisan, merusak kepercayaan, bahkan menghancurkan rumah tangga yang sejatinya baik-baik saja.
Arga adalah contoh nyata: lelaki baik, bertanggung jawab, namun gagal menyelesaikan rasa lamanya sebelum membangun hubungan baru. Cinta pada Hasya memang tak pernah mati, tapi seharusnya diselesaikan jauh sebelum ia melamar Ralina.
Dan di situlah letak bahaya CLBK: ia tumbuh subur di ruang-ruang yang tidak diawasi. Bukan karena niat selingkuh, tapi karena gagal menjaga jarak emosional dengan masa lalu.
Himbauan untuk Mereka yang Masih Menikah
Jika Anda masih dalam pernikahan yang sah, berhati-hatilah terhadap kedekatan emosional dengan cinta lama. Mungkin Anda tidak berniat mengkhianati pasangan, tapi perasaan bisa berkembang tanpa Anda sadari. Apalagi jika si dia hadir setiap hari, ada dalam lingkungan kerja, atau bahkan dalam lingkaran keluarga.
Cinta lama yang dibiarkan tumbuh tanpa kendali bisa menjadi sebab runtuhnya cinta yang sudah halal.
Jagalah hati, jaga jarak emosional, dan pastikan Anda selalu membuka komunikasi dengan pasangan. Jangan simpan luka, jangan pendam rasa. Karena cinta yang sehat adalah cinta yang transparan.
Saran untuk Mereka yang Masih Menyimpan Masa Lalu
Jika kamu masih menyimpan rasa pada seseorang dari masa lalu, selesaikan itu sebelum menikah dengan orang baru.
Jangan memaksakan hubungan baru sebagai pelarian dari cinta lama yang belum tuntas.
Belajarlah untuk membedakan antara kenangan dan cinta sejati. Kadang kita hanya rindu masa lalu, bukan orangnya.
Hormati pasanganmu dengan menjaga perasaanmu tetap eksklusif untuknya.
Akhir Kisah atau Awal Karma?
Arga dan Hasya mungkin merasa akhirnya menemukan bahagia. Tapi di balik itu, ada hubungan yang retak, keluarga yang tercabik, dan luka batin yang sulit disembuhkan. Azka akhirnya punya ayah, tapi Ralina kehilangan dua orang terdekatnya: suami dan kakaknya.
Cinta memang bukan dosa. Tapi jika dijalani dengan cara yang salah, ia bisa menjadi sebab dari dosa-dosa lain: pengkhianatan, dusta, dan keretakan keluarga.
Dan cinta yang dibangun dari reruntuhan rumah tangga orang lain, tak selalu bisa bertahan dalam waktu lama.
Jadi, Ralina memilih jalan damai, meninggalkan tanpa gaduh, tanpa menjatuhkan. Tapi itu bukan berarti ia tidak terluka. Semoga dari kisah ini, kita belajar bahwa cinta lama bukan untuk disiram lagi—tapi untuk diselesaikan. Karena menikah bukan tentang siapa yang pernah mencintai kita, tapi siapa yang memilih untuk mencintai kita hari ini, dan seterusnya.
Karena cinta sejati bukan tentang siapa yang paling kuat bertahan, tapi siapa yang paling jujur menyudahi ketika hati tak lagi di tempat yang sama.
Kisah Ralina adalah cerminan dari banyak pernikahan yang tampak sempurna di luar, namun rapuh di dalam. Bahwa menjadi istri yang baik, anak menantu yang bertanggung jawab, tidak selalu menjamin kebahagiaan. Dan bahwa terkadang, orang yang paling kita percaya, bisa menjadi bagian dari luka yang paling sulit dijelaskan.
Sumber: Mega Dewi
0 Komentar