Breaking News

Kasus Kebakaran Parkiran PT HWI Jepara Mandek: Pekerja Terpaksa Resign, Ratusan Barang Bukti Terlantar

Foto, setelah kebakaran di area parkiran Spyro milik PT HWI di Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Jepara. 


Queensha.id - Jepara,

Lebih dari sebulan berlalu sejak insiden kebakaran hebat melanda area parkiran Spyro milik PT HWI di Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Jepara. Namun hingga pertengahan Juni 2025 ini, proses investigasi dan penanganan kasus masih mandek tanpa kejelasan. Imbasnya, para pekerja yang motornya ikut hangus dalam kebakaran terpaksa mengambil keputusan berat: mengundurkan diri dari pekerjaan.

Penyelidikan yang lamban tidak hanya memunculkan tanda tanya besar soal transparansi hukum, tapi juga berdampak langsung pada kehidupan para buruh. David, Sekretaris PUK Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP) setempat, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi ini.

“Kami sangat menyayangkan lambatnya proses penanganan. Ratusan motor yang jadi barang bukti dibiarkan begitu saja di lokasi terbuka, kehujanan dan kepanasan. Ini sangat tidak manusiawi,” ujar David, Senin (16/6/2025).

Ia mengungkapkan bahwa sebagian korban berasal dari daerah yang cukup jauh seperti Grobogan dan Blora. Mereka sebelumnya mengandalkan motor pribadi untuk mobilitas harian. Namun kini, tanpa kendaraan dan beban ongkos transportasi yang tinggi, beberapa terpaksa mundur dari pekerjaan.

"Ada yang sampai menyewa motor Rp 40 ribu per hari, ada yang pinjam ke saudara, bahkan ada yang jalan kaki dari kos ke pabrik. Beban itu terlalu berat," ungkap David.

Senada, Darmadi dari PUK Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) mengungkapkan bahwa para pekerja yang menjadi korban terus mendesak kejelasan dari pihak berwenang. Namun hingga kini, jawaban yang didapat hanya seputar "menunggu proses".

“Kami sudah ke Polsek dan Polres untuk meminta penjelasan. Tapi sejauh ini belum ada titik terang. Terakhir dijanjikan akan ada pertemuan untuk menyampaikan perkembangan kasus,” kata Darmadi.

Ia berharap Polres Jepara segera menepati janji tersebut dan mengundang seluruh pihak terkait, termasuk perwakilan serikat dan korban, agar tidak ada kesimpangsiuran informasi.

Dari sisi keamanan, situasi juga makin memprihatinkan. Ratusan bangkai motor yang seharusnya menjadi barang bukti kini justru rawan hilang. Kepala Lingkungan Pos Pintu 3 PT HWI, Achmad Arifin, menyampaikan kekhawatiran akan potensi pencurian suku cadang besi dari lokasi tersebut.

“Kalau tidak segera diamankan atau dibersihkan, bisa saja besi-besi itu diambil orang. Itu kan tetap bernilai kalau dijual. Ini harus diwaspadai,” ujarnya singkat.

Kebakaran yang terjadi pada awal Mei 2025 lalu itu membakar habis ratusan unit sepeda motor milik pekerja yang sedang terparkir saat jam kerja berlangsung. Meski tidak menelan korban jiwa, kerugian materiil dan psikologis para pekerja tidak kecil.

Kini, yang ditunggu para korban dan masyarakat umum bukan hanya pengusutan penyebab kebakaran, tapi juga keadilan dan empati terhadap para buruh kecil yang kehilangan satu-satunya alat transportasi mereka untuk bekerja. Jika kasus ini terus berlarut tanpa solusi, bukan tidak mungkin akan muncul gelombang pengunduran diri baru dan rasa frustasi yang makin meluas.

Pihak kepolisian dan manajemen PT HWI diharapkan segera memberikan kejelasan. Sebab, dalam senyapnya parkiran yang kini hanya dipenuhi bangkai motor, ada nasib dan harapan para buruh yang sedang perlahan-lahan ikut hangus bersama waktu.

***

Sumber: ZI/Alfian.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia