Notification

×

Iklan

Iklan

Mengais Harapan di Tengah Derita: Suara Seorang Kuli Bangunan dari Pakisaji Jepara

Sabtu, 21 Juni 2025 | 19.31 WIB Last Updated 2025-06-21T15:04:59Z

Foto, seseorang yang tidak mau disebutkan namanya. Warga di kecamatan Pakisaji, Jepara.

Queensha.id - Jepara,

Di sudut sebuah desa kecil di Kecamatan Pakisaji, Jepara, hidup seorang lelaki paruh baya yang setiap harinya terbangun bukan karena semangat menyongsong hari, tapi oleh beban hidup yang kian berat. Namanya enggan disebut, namun kisahnya adalah potret nyata kehidupan banyak warga desa yang masih terpinggirkan dari denyut pembangunan.

Dulu, ia bekerja sebagai kuli bangunan. Bukan profesi yang mudah, namun ia jalani dengan sabar demi menyekolahkan ketiga anaknya yang kini masih duduk di bangku sekolah. Tapi usia tak bisa diajak kompromi. Tenaga yang dulu bisa mengangkat semen dan memikul batu bata berkarung-karung, kini sudah tak sekuat dulu. Sendi-sendinya sering nyeri, tubuhnya tak sanggup lagi mengikuti irama kerja kasar.

Saat tak ada proyek, ia hanya duduk di emperan rumah kecil yang sudah mulai rusak dimakan usia. Genteng bocor, dinding retak, bahkan lantai tanah pun makin lembap kala hujan turun. Ia tak punya tabungan, dan pendidikan yang rendah membuatnya sulit beralih ke pekerjaan lain. Sekadar mengantar barang pun tak laku karena tak punya sepeda motor.

“Punya saudara, tapi mereka juga hidup pas-pasan. Saya sudah coba mendekatkan diri pada Allah, berdoa setiap malam, salat lima waktu saya jaga, tapi cobaan ini rasanya nggak habis-habis,” ucapnya lirih saat ditemui tim kami.

Bertahan di Tengah Keterbatasan

Kondisi ekonomi desa tempat ia tinggal pun tak banyak membantu. Di desa wilayah kecamatan Pakisaji, sebagian besar warga menggantungkan hidup dari hasil tani dan pekerjaan serabutan. Namun, saat musim paceklik atau harga panen jatuh, pendapatan nyaris tak ada. Kesempatan kerja di luar desa pun makin sempit, apalagi bagi mereka yang tak punya kendaraan atau keterampilan khusus.

“Kalau bisa kerja jaga toko atau bersih-bersih, saya mau. Tapi siapa yang mau gaji orang tua seperti saya?” tanyanya retoris.

Anak-anaknya pun masih sekolah. Ia ingin mereka kelak bisa hidup lebih baik, tak seperti dirinya yang hanya mengandalkan otot dan nekat demi bertahan.

Solusi dan Harapan

Persoalan seperti ini bukan sekadar kisah sedih; ini adalah panggilan untuk semua pihak. Pemerintah desa, kabupaten, bahkan lembaga sosial dan komunitas perlu lebih aktif menyisir kehidupan masyarakat pinggiran yang nyaris tak terlihat di data statistik.

Solusinya?

  • Program pelatihan keterampilan ringan bagi warga usia lanjut atau tak mampu secara fisik. Misalnya pelatihan membuat kerajinan tangan, pengemasan makanan, atau produksi usaha rumahan lain yang tak membutuhkan tenaga besar.
  • Bantuan modal usaha mikro berbasis rumah tangga, agar mereka bisa memproduksi dan menjual barang dari rumah.
  • Kartu pekerja lansia atau bantuan sosial terfokus bagi warga usia produktif yang tidak lagi kuat bekerja kasar tapi belum masuk usia pensiun resmi.
  • Koneksi dengan BUMDes atau koperasi desa yang bisa membuka lapangan kerja ringan, seperti pengelolaan sampah, distribusi logistik lokal, atau pekerjaan administrasi ringan.
  • Beasiswa dan dukungan pendidikan untuk anak-anaknya, karena satu-satunya harapan terbesar dari keluarga seperti ini adalah pendidikan anak-anak agar bisa mengangkat derajat keluarga di masa depan.

Jika semua pihak menutup mata, maka derita ini akan terus berulang di generasi berikutnya. Namun jika pemerintah, masyarakat sipil, hingga tetangga sekitar saling peduli dan berjejaring membantu, maka akan selalu ada jalan menuju sejahtera.

Ia tak butuh belas kasihan, hanya kesempatan dan sedikit perhatian. Sebab di balik tubuh renta dan rumah reyot itu, ada kepala keluarga yang tetap berdiri menjaga martabat dan mimpi anak-anaknya.

“Saya cuma ingin anak-anak saya bisa sekolah tinggi, punya kerjaan layak, dan nggak harus ngangkat batu kayak saya,” tutupnya pelan.

Sebuah harapan sederhana, dari desa kecil bernama Pakisaji.

***

Sumber: BS.

×
Berita Terbaru Update