Foto, tangkap layar dari berbagai sumber terpercaya. Informasi tentang Pendaki gunung, Alvi Kurniawan. |
Queensha.id - Magelang,
Magelang – 31 Desember 2018 menjadi hari yang tak terlupakan bagi keluarga dan sahabat Alvi Kurniawan, pemuda 20 tahun asal Desa Mejing, Kecamatan Candi Mulyo, Kabupaten Magelang. Di hari itulah, Alvi memulai pendakian menuju puncak Gunung Lawu bersama enam rekannya. Namun, yang tak mereka sangka: perjalanan itu menjadi awal dari sebuah misteri yang belum terpecahkan hingga hari ini.
Alvi, seorang pendaki yang dikenal ramah dan bersahaja, sempat membantu ibunya berjualan di pasar sebelum berangkat. Menurut sang ibu, Marwati, Alvi pulang dari pasar, lalu dengan tergesa-gesa mengemasi perlengkapan pendakian. Ia hanya berpamitan singkat sebelum mencium tangan ibunya. “Saya suruh dia istirahat dulu, tapi katanya keburu kemalaman,” ujar Marwati dengan mata berkaca-kaca.
Alvi dan rombongannya memulai pendakian melalui jalur Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah. Jalur ini memang cukup populer di kalangan pendaki karena menyajikan pemandangan eksotis dan akses langsung ke puncak Gunung Lawu. Sekitar pukul 10.00 WIB, mereka sempat bertemu dengan seorang wanita pendaki asal Wonosobo. Sebuah tantangan spontan tercetus: balapan menuju puncak.
Namun, balapan ini menjadi awal dari perpisahan yang tak diduga. Saat tiba di kawasan Pasar Dieng yang juga dikenal sebagai Pasar Bubrah atau ‘pasar setan’ oleh para pendaki di sekitar pukul 12.15 WIB, wanita tersebut mengaku kelelahan dan berhenti. Alvi melanjutkan perjalanan seorang diri.
Namun, saat rekan-rekan Alvi tiba di puncak, tak ada tanda-tanda keberadaan Alvi. Mereka pun menunggu. Namun hingga sore hari, Alvi tak kunjung muncul. Kekhawatiran berubah menjadi kecemasan. Pada tanggal 2 Januari 2019, laporan resmi dibuat. Tim SAR diterjunkan untuk melakukan pencarian.
Tim penyelamat menyisir seluruh jalur, dari puncak hingga Pasar Dieng, bahkan sampai ke Warung Mbok Yem merupakan salah satu tempat ikonik di jalur Lawu. Sejumlah saksi mengaku sempat melihat Alvi di sekitar Pos 5, tak jauh dari lokasi tersebut. Tapi setelah itu, jejaknya lenyap.
Tim SAR dan relawan gabungan lebih dari 300 orang yang dikerahkan. Bahkan anjing pelacak diturunkan untuk membantu pencarian. Beberapa titik yang dicurigai sebagai lokasi terakhir Alvi, termasuk kawasan dengan bau menyengat, turut disisir. Namun semua upaya itu berujung buntu. Tak ada jejak, tak ada barang milik Alvi, bahkan tak ada tanda-tanda kehidupan maupun jenazah.
Pada 8 Januari 2019, pencarian resmi dihentikan sesuai prosedur. Namun semangat keluarga belum padam. Mereka terus berusaha, bahkan ikut turun ke jalur pendakian. Hingga akhirnya, pada 24 Januari 2019, pencarian ditutup secara total setelah pihak keluarga menyatakan ikhlas atas kepergian Alvi yang belum kembali.
Kasus Alvi Kurniawan menambah daftar panjang misteri di Gunung Lawu, gunung yang dikenal tak hanya karena keindahan alamnya, tapi juga cerita-cerita mistis yang menyelimutinya. Pasar Bubrah misalnya, dipercaya sebagai tempat berkumpulnya makhluk tak kasat mata. Tak sedikit pendaki yang mengalami kejadian aneh di jalur ini.
Kini, nama Alvi Kurniawan tinggal dalam doa-doa panjang keluarga dan para sahabatnya. Sebuah pendakian yang semula penuh semangat, berubah menjadi kisah kehilangan yang sunyi dan menggantung.
"Semoga Alvi mendapatkan pertolongan dan bisa kembali dengan selamat."
Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.
***
Sumber: TN.
0 Komentar