Notification

×

Iklan

Iklan

Mobil Dinas Camat Karimunjawa Terekam Terjang Banjir Rob: Arogansi Jalanan atau Kondisi Darurat?

Rabu, 25 Juni 2025 | 11.44 WIB Last Updated 2025-06-25T05:26:58Z

Foto, tangkap layar dari akun Instagram (cctv Pantura Demak.

Queensha.id - Jepara,

Sebuah video memperlihatkan mobil dinas bertuliskan “Kendaraan Operasional Camat” dengan logo Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menerabas banjir rob di Jalan Raya Sayung, Demak, viral di media sosial. Aksi yang dinilai ugal-ugalan itu memicu hujatan tajam dari warganet, terlebih karena mobil tersebut tampak melaju kencang hingga menciprati pengguna jalan lain yang sedang melintas perlahan.

Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @cctvpanturademak dan telah ditonton lebih dari 84 ribu kali. Hingga Selasa (24/6/2025), tercatat lebih dari 200 komentar muncul, sebagian besar bernada kecewa. Banyak yang menyoroti etika berkendara sang pengemudi.

“Attitude berkendaranya NOL,” tulis seorang netizen.
“Egois, gak mikirno pengendara liyo kecipratan. Jajal posisine diwali,” tambah yang lain dengan nada kesal.

Mobil yang terekam dalam video berjenis Toyota Veloz berpelat nomor H 1838 AF. Setelah ditelusuri, kendaraan itu ternyata milik Camat Karimunjawa, Muadz, yang mengonfirmasi bahwa dialah pengemudi dalam rekaman tersebut.


Camat: “Itu Saya, dan Saya Tidak Membantah”

Dikonfirmasi secara langsung, Muadz membenarkan bahwa dirinya tengah mengemudikan mobil dinas tersebut saat kejadian. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan itu bukan karena arogansi atau kesengajaan.

“Benar, saya yang menyetir. Saya baru saja menjemput istri saya dari RS Kariadi Semarang usai menjalani kemoterapi. Saat itu saya terjebak macet di Kaligawe selama lebih dari satu jam,” ujar Muadz.

Menurut penuturannya, sang istri dalam kondisi lemas pasca kemoterapi dan membutuhkan akses cepat ke toilet serta tempat istirahat yang memadai. Kondisi mendesak itulah yang mendorong Muadz nekat menerjang banjir dengan laju cukup tinggi, meski harus mengabaikan kenyamanan pengendara lain.

“Saya tahu banyak yang menilai itu ugal-ugalan. Tapi saya hanya punya satu pertimbangan: keselamatan dan kenyamanan istri saya. Itu situasi darurat,” tegasnya.


Netizen Tak Puas, Muadz Minta Maaf

Meski memahami kemarahan publik, Muadz memilih untuk tidak melawan balik komentar pedas yang membanjiri akun media sosial. Ia justru menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada masyarakat.

“Saya tidak menyalahkan netizen. Mereka menilai dari apa yang tampak. Mereka tidak tahu kondisi di balik itu. Tapi saya mohon maaf. Kalau mobil dinas saya harus ditarik, saya siap,” ucapnya.

Muadz juga mengaku telah melaporkan peristiwa ini secara langsung kepada Bupati Jepara, Witiarso Utomo, dan menjelaskan kronologi kejadian secara rinci.


Refleksi Etika Penggunaan Fasilitas Negara

Kejadian ini memunculkan kembali perdebatan klasik mengenai penggunaan kendaraan dinas oleh pejabat publik. Apakah kendaraan dinas boleh digunakan untuk kepentingan pribadi? Apakah alasan darurat bisa membenarkan tindakan yang berisiko bagi orang lain?

Dalam kasus ini, publik terbelah. Ada yang bersimpati setelah mengetahui latar belakang kejadian, tapi banyak pula yang tetap menganggap tindakan Muadz tidak patut, terutama karena dilakukan di ruang publik dengan konsekuensi terhadap pengendara lain.

Apa pun alasan di baliknya, kejadian ini menjadi pengingat penting: transparansi dan empati adalah kunci dalam menyikapi kritik publik. Dan bagi para pejabat, etika menggunakan fasilitas negara tetap harus dijaga, bahkan di tengah situasi darurat. Karena kamera bisa merekam, tetapi publik yang menilai.

***

Sumber: MN.

×
Berita Terbaru Update