Queensha.id - Jepara,
Sebuah unggahan viral dari akun Facebook bernama Mami Purwati atau yang akrab disapa Tante Purwati, mengundang perhatian warganet dan menyoroti aktivitas warga yang diduga kerap menyalakan petasan secara tidak terkendali di Lapangan Desa Sendang, Kalinyamatan, Jepara. Unggahan tersebut disampaikan tak lama setelah berlangsungnya Salat Idul Adha, di mana suara petasan terdengar keras bahkan saat ibadah masih berlangsung.
Dalam unggahan tersebut, Tante Purwati menulis:
"Tolong Polsek Kalinyamatan, ada banyak keluhan warga Sendang Kalinyamatan karena di lapangan desa Sendang Kalinyamatan sering menyalakan petasan keras sekali, padahal letak lapangannya dekat dengan masjid. Tadi waktu salat Idul Adha di masjid, dengan tidak sopannya menyalakan petasan. Tolong Polsek Kalinyamatan untuk menindaklanjuti keluhan warga, " tulisnya, Jum'at (6/6/2025) pagi.
Awak media sudah mengkonfirmasi akun Facebook Mami Purwati namun, belum ada tanggapan.
Respons Netizen Beragam
Unggahan itu sontak menuai beragam tanggapan netizen di grup Facebook Info Seputar Jepara. Ada yang menyayangkan aksi tak etis menyalakan petasan di dekat tempat ibadah, sementara sebagian lainnya meminta masyarakat lebih memahami momen dan waktu yang tepat untuk menyalakan petasan. Tak sedikit juga yang membela, menyebut petasan sebagai "tradisi lebaran" yang sulit dihilangkan.
Masalah Petasan: Antara Tradisi dan Ketertiban
Petasan memang kerap menjadi bagian dari perayaan hari besar, termasuk Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, jika penggunaannya tidak terkendali, apalagi mengganggu kenyamanan dan kekhusyukan ibadah, maka patut untuk ditertibkan.
Menurut sejumlah warga sekitar, suara ledakan petasan bahkan terdengar saat khotbah Idul Adha berlangsung. Beberapa jemaah, termasuk lansia dan anak-anak, tampak terganggu dengan kejadian tersebut.
Solusi dan Langkah Pencegahan
Agar kejadian serupa tidak terulang, berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh:
1. Tindakan Tegas dari Aparat
Polsek Kalinyamatan diharapkan segera menindaklanjuti laporan warga. Pendekatan yang bisa dilakukan seperti razia petasan, pengawasan lapangan saat hari besar keagamaan, hingga penyuluhan ke masyarakat.
2. Peran Pemerintah Desa
Pemerintah desa dapat mengeluarkan larangan tertulis atau membuat surat edaran menjelang hari besar agar warga tidak menyalakan petasan dekat masjid, sekolah, atau fasilitas umum.
3. Himbauan Melalui Masjid dan Medsos
Takmir masjid dan tokoh masyarakat bisa memberikan pengumuman atau khutbah soal pentingnya menghormati ibadah berjamaah. Media sosial seperti grup Facebook dan WhatsApp warga juga bisa dijadikan sarana edukasi ringan namun efektif.
4. Edukasi dan Sosialisasi kepada Anak Muda
Karena pelaku penyalaan petasan biasanya anak-anak atau remaja, dibutuhkan pendekatan persuasif dari orang tua dan tokoh pemuda untuk mengedukasi soal waktu dan tempat yang tepat dalam merayakan Idul Adha.
Tradisi boleh hidup, tapi etika dan kenyamanan bersama harus tetap dijaga. Petasan bukanlah musuh, tapi bila digunakan sembarangan, ia bisa menjadi sumber konflik sosial dan membahayakan keselamatan. Semoga pihak terkait, terutama Polsek Kalinyamatan dan Pemerintah Desa Sendang, segera merespons keluhan warga demi terciptanya suasana yang lebih aman dan damai.
"Kemeriahan tak harus mengganggu, perayaan seharusnya membawa ketentraman,"
***
Sumber: MP