Queensha.id - Jepara,
Ribuan warga Desa Mindahan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara tumpah ruah memadati jalan desa pada Minggu siang (8/6), dalam rangka mengikuti arak-arakan Sedekah Bumi dan sebuah tradisi sakral yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Jawa sebagai wujud syukur atas limpahan hasil bumi dan keberkahan alam.
Puncak kegiatan diawali dengan arak-arakan tumpeng besar dan berbagai hasil bumi yang dihias meriah, berangkat dari Lapangan Desa Mindahan pada pukul 13.00 WIB. Camat Batealit, Taufik, secara resmi melepas rombongan, menandai dimulainya prosesi budaya tersebut.
Turut hadir dalam kegiatan ini unsur Forkopincam Batealit, anggota DPRD Jepara Andang Wahyu Triyanto, SE., MM., Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kepala Desa Agus Heri Purwanto, perangkat desa, serta para tokoh masyarakat dan ribuan warga yang antusias menyambut perayaan tahunan ini.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Agus Heri Purwanto menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi Sedekah Bumi sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur.
“Sedekah Bumi ini bukan hanya tentang adat, tetapi juga tentang persatuan, kebersamaan, dan rasa syukur kita sebagai masyarakat. Semoga tradisi ini terus lestari di masa depan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran sosial, saling berbagi, dan menjaga harmoni dengan alam.
Ketua panitia, Ansori, menjelaskan bahwa Sedekah Bumi di Desa Mindahan rutin digelar setiap tahun, dengan rangkaian kegiatan yang semakin semarak. Setelah arak-arakan, hasil bumi yang diusung dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol kebersamaan dan keberkahan.
"Tahun ini, selain arak-arakan, juga ada hiburan rakyat seperti orkes dangdut, pentas wayang kulit, lomba tongtek se-Kabupaten Jepara, dan ditutup dengan pengajian umum,” ungkapnya.
Kemeriahan tak hanya terasa dari hiburan yang disuguhkan, tetapi juga dari semangat gotong royong warga yang ikut serta menghias tumpeng dan mempersiapkan seluruh rangkaian acara. Semua ini menjadi bukti bahwa tradisi bukan sekadar seremonial, tetapi juga perekat sosial yang memperkuat jalinan antarwarga.
Warga pun berharap agar tradisi Sedekah Bumi tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, melainkan juga momentum untuk merefleksikan pentingnya menjaga alam, merawat kebersamaan, serta memperkuat nilai-nilai kearifan lokal yang mulai tergerus zaman.
***
Sumber: Ob.