Foto, kolase Kirab Budaya Desa Sinanggul, kecamatan Mlonggo, Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Semangat budaya dan kebersamaan meledak di Desa Sinanggul, Kecamatan Mlonggo, Jepara, Sabtu (…), saat ribuan warga memadati jalan utama desa menyambut gelaran tahunan Kirab Budaya Sedekah Bumi 2025. Arak-arakan tradisi dan kreativitas lokal menghiasi jalannya acara, menciptakan panorama budaya yang memukau dan penuh makna.
Kirab dimulai pukul 13.00 WIB, menyusuri jalan desa yang disulap menjadi panggung terbuka. Warga dari delapan RW berbondong-bondong menjadi peserta, menampilkan aneka pertunjukan bertema budaya lokal. Kostum tradisional, tarian daerah, drama musikal, hingga kreasi gunungan hasil bumi menjadi suguhan utama yang mengundang decak kagum.
Penampilan paling menyita perhatian datang dari RW 08 dengan arak-arakan Barongan dan drama musikal bertema Candi Prambanan. Dengan iringan musik horeg dan tata koreografi yang matang, para pemuda RW 08 berhasil membawa suasana menjadi hidup dan penuh antusiasme. Tak kalah mencolok, parade Ratu Kalinyamat serta deretan gunungan hasil bumi yang dibawa tiap RW menambah semarak suasana.
Panggung kehormatan yang dihadiri Petinggi Desa Ahmad Sholeh dan jajaran perangkat desa menjadi titik sentral penilaian lomba. Ahmad Sholeh dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan syukurnya atas terselenggaranya kirab budaya tahun ini.
"Kirab budaya ini bukan hanya ajang hiburan, tapi bentuk nyata pelestarian budaya dan penghormatan terhadap warisan leluhur. Alhamdulillah, antusiasme warga luar biasa. Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan acara ini," ujarnya.
Lomba Kirab Budaya tahun ini menilai sejumlah aspek penting: kesesuaian tema budaya lokal, kreativitas, estetika, kedisiplinan, kekompakan, keterlibatan warga, serta penggunaan material ramah lingkungan. Tiga juri independen turut menilai, yakni Nadia Ayu dari Kecamatan Mlonggo, penulis dan seniman Jepara Septiana Wibowo, dan Donny Kurnia Efrata dari Babinkamtibnas Polsek Mlonggo.
Hasil akhir menetapkan RW 08 sebagai Juara 1 dengan nilai 92, disusul RW 05 sebagai Juara 2 (nilai 90), dan RW 03 sebagai Juara 3 (nilai 88). Sorak sorai warga menyambut pengumuman ini dengan sukacita, seolah menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan kekompakan masih hidup kuat di tengah masyarakat.
Sulis, salah satu perangkat desa, menuturkan bahwa kegiatan ini memberi dampak positif terutama bagi generasi muda. "Lewat kirab ini, kita bisa menanamkan kebanggaan terhadap budaya sendiri. Anak-anak dan pemuda belajar mencintai warisan orang tua, dan itulah tujuan utama kami," ujarnya.
Acara Kirab Budaya Sedekah Bumi Desa Sinanggul bukan sekadar seremonial. Ia menjadi simbol hidupnya akar budaya, tali silaturahmi antarwarga, dan keyakinan akan datangnya berkah. Diselenggarakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah, kirab ini telah menjadi agenda sakral desa—mewakili doa, harapan, dan rasa syukur bersama.
Di tengah modernisasi yang kian deras, Desa Sinanggul menunjukkan bahwa menjaga tradisi adalah bentuk perlawanan yang penuh cinta. Dan pada sore itu, di bawah langit Jepara yang teduh, budaya tak hanya dipentaskan, tetapi dihidupi.
***
Sumber: Hadepe/SB.