Foto, guru Madrasah Diniyah (Madin) bersama istrinya untuk persiapan berangkat ke Tanah Suci, untuk Umroh. |
Tidak semua yang mampu bisa pergi, dan tidak semua yang pergi adalah karena mampu. Sebab haji dan umrah bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan panggilan suci yang hanya bisa dijalani oleh mereka yang dipilih oleh Allah SWT.
Kisah haru dan penuh hikmah datang dari Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah Raudlatul Muta’alimin di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Sosok sederhana yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk mengajar ngaji anak-anak desa, meski hanya menerima bisyaroh seikhlasnya.
Namun pada Sabtu, 12 Juli 2025 lalu, cobaan berat datang. Ahmad Zuhdi harus menanggung denda sebesar Rp25 juta akibat kasus dengan wali murid yang sempat menuduhnya melakukan kekerasan. Meski akhirnya berujung damai, beban tersebut jelas berat untuk seorang guru kampung. Namun, Mbah Zuhdi menerimanya dengan sabar dan ikhlas.
Kesabaran itu ternyata berbuah manis. Allah menggerakkan hati Gus Miftah, seorang dai kondang yang terenyuh mendengar kisah perjuangan dan kesederhanaan Mbah Zuhdi. Dalam sebuah momen penuh haru, Gus Miftah memberikan hadiah umrah gratis untuk Ahmad Zuhdi dan istrinya, serta sebuah motor Honda Beat untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari.
"Saya tak pernah membayangkan bisa menginjak Tanah Suci. Tapi saya yakin, Allah selalu dengar doa-doa yang dipanjatkan dari tempat paling sepi sekalipun," ujar Ahmad Zuhdi dengan mata berkaca-kaca.
Ahmad Zuhdi dan istrinya dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada Rabu, 23 Juli 2025. Keberangkatan ini bukan hanya menjadi momen sakral bagi mereka berdua, tapi juga menjadi inspirasi bahwa pengabdian yang tulus tidak pernah sia-sia di hadapan Allah.
“Allah tidak memanggil yang mampu, tapi memampukan siapa yang Dia panggil. Maka jika hari ini kamu merasa belum mampu, jangan berhenti berdoa. Mungkin besok, giliranmu yang dipanggil.”
***
Sumber: Muin.