Foto, kolase, Mbah Sumijah dan ketua DPRD Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Di usia senjanya, Mbah Sawijah (72), warga Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Jepara, masih bertahan hidup dengan membuka sebuah warung kecil di depan rumahnya. Namun nasib berkata lain. Pada Sabtu pagi (12 Juli 2025), warung satu-satunya itu ludes dilalap api akibat ulah orang tak dikenal.
Kebakaran tersebut tak hanya menghanguskan barang dagangan, tetapi juga memusnahkan sumber penghidupan Mbah Sawijah yang menggantungkan harapan dari usaha kecil tersebut.
Kabar duka ini cepat menyebar dan mengundang empati. Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Agus Sutisna, langsung turun tangan. Senin pagi (14/7/2025), ia mengunjungi lokasi kejadian bersama perwakilan BAZNAS Jepara, PMI, Dinas Sosial Kabupaten Jepara, dan pemerintah desa setempat.
“Ini soal kemanusiaan,” ujar Agus Sutisna.
Dalam kunjungannya, ia menyerahkan bantuan berupa uang tunai dari BAZNAS, paket logistik dari PMI Jepara dan Dinsos Jepara, serta dukungan administratif dari aparat desa.
“Kita tidak boleh membiarkan ibu-ibu sepuh seperti Ibu Samijah menghadapi musibah ini sendirian. Saya datang sebagai bentuk tanggung jawab dan solidaritas,” tegasnya.
Tak hanya itu, Agus juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dugaan pembakaran yang kemungkinan besar disengaja.
Menurutnya, keadilan untuk Mbah Samijah adalah cermin dari keadilan sosial secara luas.
“Keadilan untuk Mbah Samijah adalah keadilan untuk kita semua. Jangan biarkan ketidakadilan menjadi kebiasaan,” lanjutnya.
Sementara itu, rasa syukur tak henti-hentinya diucapkan oleh Mbah Sawijah. Di tengah puing-puing yang tersisa, ia merasa tidak sendiri. Kehadiran para pejabat, relawan, dan warga menjadi penyemangat di tengah cobaan berat.
“Alhamdulillah, saya hanya orang tua di desa, tapi banyak yang peduli. Maturnuwun sanget,” ucapnya haru.
Selain dari pemerintah, bantuan juga mengalir dari masyarakat. Akun Facebook Jepara Update, bekerja sama dengan warga Banyumanis bernama Ridho, telah membuka donasi untuk membantu Mbah Sawijah.
Pada hari Senin, 13 Juli 2025, donasi yang terkumpul sebesar Rp3.513.000. Hingga siang hari ini, Selasa (14 Juli 2025), tambahan sebesar Rp250.000 kembali masuk. Donasi ini berasal dari para dermawan yang tidak ingin namanya dipublikasikan. Admin penggalangan dana menyebut identitas mereka sengaja disamarkan demi menghormati kerahasiaan.
“Matursuwun atas partisipasi kemanusiaannya. Semoga kalian, Kangmas Mbakyu, selalu sehat dan dilapangkan rezekinya,” tulis pengelola donasi.
Kisah Mbah Sawijah bukan sekadar tragedi kehilangan, melainkan juga potret nyata gotong royong dan rasa kemanusiaan. Di tengah abu yang tersisa, harapan masih menyala dan karena masih banyak hati yang peduli.
***
Sumber: BS.
0 Komentar