Notification

×

Iklan

Iklan

Gelombang Penolakan Kian Meluas, PNIB Kembali Pasang Spanduk Tolak Zakir Naik

Kamis, 10 Juli 2025 | 18.36 WIB Last Updated 2025-07-10T11:38:20Z

Foto, spanduk penolakan di berbagai titik menjelang ceramah Zakir Naik di GOR Gajayana, Malang, Jawa Timur.

Queensha.id - Malang, 

Gelombang penolakan terhadap kehadiran penceramah kontroversial asal India, Zakir Naik, terus bergulir meski panitia acara telah mengeluarkan klarifikasi. Organisasi kemasyarakatan Pembela Negara Indonesia Bersatu (PNIB) kembali menggelar aksi pemasangan spanduk penolakan di berbagai titik menjelang ceramah Zakir Naik di GOR Gajayana, Malang, Jawa Timur.

Sejumlah spanduk yang sebelumnya terpasang sempat diturunkan oleh pihak tak dikenal yang diduga dari panitia penyelenggara. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah PNIB.

Ketua Umum PNIB, Gus Wal, menegaskan bahwa aksi yang dilakukan organisasinya merupakan bentuk perlawanan terhadap penyebaran ideologi yang dianggap berbahaya bagi keutuhan bangsa.

“Spanduk penolakan ini mengingatkan masyarakat akan bahaya laten intoleransi, khilafah, radikalisme, dan terorisme dari kehadiran penceramah impor Zakir Naik. Apa yang PNIB lakukan adalah aspirasi dari elemen masyarakat yang cinta NKRI dan tidak ingin agamanya digunakan sebagai alat politik dan pemecah belah,” ujar Gus Wal kepada awak media.

Tak hanya PNIB, gelombang penolakan juga datang dari Aliansi Malang Bersuara (AMB), gabungan sejumlah ormas di Kota Malang. Mereka menyampaikan keberatan resmi kepada aparat keamanan atas kehadiran Zakir Naik.

Gus Wal juga menuding bahwa kedatangan Zakir Naik di Indonesia tidak lepas dari dukungan kepentingan asing, dan menilai ceramah-ceramahnya memiliki potensi memprovokasi konflik horizontal.

“Kami tidak berupaya membatalkan acaranya, karena itu sudah digerakkan oleh dana dan kekuatan luar negeri. Namun kami ingin masyarakat waspada dan tidak terprovokasi oleh penceramah yang terbukti memiliki jejak afiliasi dengan kelompok radikal,” tegasnya.

Zakir Naik, yang saat ini merupakan buronan internasional dari otoritas India, dijadwalkan menggelar safari ceramah ke sejumlah kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Jakarta setelah Malang. Menanggapi hal ini, PNIB menyatakan akan terus melanjutkan gelombang penolakan di setiap daerah.

“Bandung dan Jakarta adalah kota selanjutnya tempat Zakir menyebarkan narasi perpecahan. Kami akan tetap mengawal dan menyuarakan penolakan. Ini bentuk kesadaran masyarakat terhadap bahaya nyata intoleransi yang ditinggalkan Zakir Naik di mana pun ia berceramah,” lanjut Gus Wal.

Sebagai informasi, Zakir Abdul Karim Naik dicari oleh Pemerintah India atas dakwaan pendanaan terorisme, ujaran kebencian, menghasut permusuhan publik, serta pencucian uang. Ia melarikan diri dari India sejak 2016 dan menetap di Malaysia. Namun sejak 2019, ia dilarang berbicara di ruang publik di Malaysia karena pernyataan-pernyataannya yang dinilai memecah belah masyarakat.

Platform dakwah miliknya, Peace TV, telah diblokir di berbagai negara termasuk India, Inggris, Kanada, Bangladesh, dan Sri Lanka, karena dianggap menyebarkan ujaran kebencian dan narasi ekstremisme.

Situasi ini memunculkan dilema baru bagi aparat keamanan di Indonesia, yang kini harus menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dan ancaman terhadap kerukunan beragama. Sementara itu, masyarakat sipil terus bersuara, memperingatkan akan bahaya yang mungkin timbul dari ketidaktegasan terhadap ujaran yang menyinggung keberagaman di negeri ini.

***

Sumber: BS.

×
Berita Terbaru Update