Foto, himbauan dari PLN. |
Queensha.id - Jepara,
Belakangan ini, masyarakat di berbagai wilayah di Jepara dan sekitarnya dibuat resah oleh pemadaman listrik yang terjadi secara berkala, bahkan mendadak tanpa pemberitahuan. Kondisi ini memicu keluhan dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang sangat bergantung pada pasokan listrik stabil.
Lantas, kenapa listrik sering padam? Apakah ini wajar? Dan siapa yang paling terdampak?
Kenapa Sering Terjadi Pemadaman Listrik?
Menurut informasi dari pihak PLN dan sejumlah pakar energi, pemadaman listrik bisa terjadi karena beberapa faktor utama, di antaranya:
-
Pemeliharaan Rutin Jaringan
PLN secara berkala melakukan pemeliharaan gardu induk, jaringan distribusi, dan kabel tegangan tinggi untuk mencegah kerusakan besar. Saat ini, beberapa titik di Jepara diketahui sedang dalam proses peremajaan kabel dan trafo lama. -
Beban Berlebih (Overload)
Ketika konsumsi listrik masyarakat meningkat secara signifikan, misalnya saat siang hari karena banyaknya penggunaan AC atau alat elektronik, beban listrik menjadi terlalu tinggi. Ini bisa memicu pemadaman untuk mencegah kerusakan sistem. -
Gangguan Cuaca dan Alam
Angin kencang, hujan lebat, bahkan pohon tumbang bisa merusak jaringan listrik. Hal ini umum terjadi di wilayah pesisir seperti Jepara yang rawan cuaca ekstrem. -
Keterbatasan Pasokan Energi Dalam beberapa kasus, pasokan listrik dari pembangkit utama juga bisa terganggu, misalnya karena gangguan mesin, bahan bakar habis, atau peralihan sistem di pusat kelistrikan regional.
Apa Dampaknya pada Masyarakat?
Pemadaman listrik jelas berdampak signifikan, terlebih jika terjadi berulang-ulang dan dalam durasi lama.
UKM dan Pengusaha Rumahan Merugi
Bayangkan usaha laundry, warung kopi dengan kulkas es krim, penjahit, atau percetakan digital. Semua usaha ini sangat bergantung pada listrik. “Kalau listrik padam sejam saja, semua kerjaan berhenti. Mesin nggak bisa jalan, pelanggan marah,” ujar Yudi, pemilik fotokopi di Kecamatan Tahunan.
Kegiatan Digital dan Belajar Terganggu
Pelajar dan mahasiswa yang mengandalkan laptop dan internet juga terdampak. “Saya kuliah daring. Kalau mati listrik, modem mati, laptop lowbat. Nggak bisa masuk kelas,” keluh Anisa, mahasiswi asal Bangsri.
Stok Barang Rusak
Pemadaman lama bisa menyebabkan makanan beku mencair atau bahan baku rusak, terutama di toko kelontong atau penjual makanan.
Sektor Kesehatan Berisiko
Beberapa klinik kecil yang belum memiliki genset darurat pun ikut terdampak. Mesin pendingin vaksin, inkubator bayi, hingga lampu ruang rawat bisa mati.
Apakah Wajar Pemadaman Listrik Sering Terjadi?
Secara teknis, pemadaman karena pemeliharaan dan cuaca adalah hal yang wajar, tetapi frekuensi dan penanganannya yang menentukan. Jika terlalu sering dan tanpa pemberitahuan, maka PLN dianggap lalai dalam menjaga keandalan layanan.
Solusi: Apa yang Bisa Dilakukan?
1. Transparansi dari PLN
Masyarakat berharap PLN memberikan jadwal pemadaman yang lebih jelas dan tidak mendadak. Informasi bisa disebar lewat WhatsApp grup, media sosial, atau aplikasi PLN Mobile.
2. Investasi pada Infrastruktur
Pemerintah dan PLN perlu mempercepat modernisasi jaringan distribusi, menambah gardu, dan membenahi sistem kelistrikan khususnya di daerah padat penduduk dan industri.
3. Sosialisasi dan Edukasi
Penggunaan listrik bijak bisa mengurangi risiko beban berlebih. Masyarakat perlu diajak hemat energi, seperti mematikan alat listrik saat tidak digunakan.
4. Genset atau UPS untuk Sektor Usaha
Pelaku usaha disarankan memiliki genset atau UPS (Uninterruptible Power Supply) sebagai cadangan, agar kegiatan usaha tidak lumpuh saat listrik padam.
5. Dorongan Energi Alternatif
Pemerintah daerah bisa mendorong warga menggunakan panel surya sebagai sumber energi tambahan, terutama untuk usaha skala kecil dan rumah tangga.
Pemadaman listrik adalah tantangan nyata yang harus dihadapi bersama. PLN sebagai penyedia layanan wajib meningkatkan kualitas distribusi dan keterbukaan informasi. Sementara masyarakat dan pelaku usaha juga perlu bersiap dengan alternatif agar kerugian bisa diminimalkan.
“Listrik bukan sekadar penerang. Dalam era digital dan usaha modern, listrik adalah urat nadi kehidupan ekonomi,” kata Slamet, tokoh masyarakat Jepara.
Semoga ke depan, tak ada lagi masyarakat yang merugi hanya karena satu saklar padam.
***
Ditulis oleh: Redaksi Queensha Jepara
28 Juli 2025