Notification

×

Iklan

Iklan

Politik Dagang, Antara Strategi Ekonomi dan Kepentingan Kekuasaan

Rabu, 30 Juli 2025 | 08.36 WIB Last Updated 2025-07-30T01:38:20Z

Foto, ilustrasi (Politik Dagang).

Queensha.id - Ekonomi, 


Di balik deru mesin pabrik, kesepakatan dagang antarnegara, hingga perubahan harga bahan pokok, ada sebuah kekuatan tersembunyi yang tak kalah besar pengaruhnya: politik dagang. Fenomena ini menjadi wajah lain dari dinamika kekuasaan yang mempertemukan kepentingan ekonomi dengan strategi politik.



Apa Itu Politik Dagang?


Politik dagang atau trade politics adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur perdagangan domestik dan internasional demi mencapai tujuan tertentu—baik ekonomi maupun politik. Mulai dari penetapan tarif impor, kuota ekspor, kerja sama dagang bilateral hingga proteksi industri lokal, semuanya tak lepas dari unsur politis.


Bukan sekadar urusan ekonomi, politik dagang kerap dijadikan alat tawar-menawar dalam diplomasi internasional. Misalnya, negara A memberikan insentif tarif rendah kepada negara B sebagai syarat pembukaan pangkalan militer atau dukungan di forum internasional.



Cara Kerja Politik Dagang


Politik dagang biasanya dimulai dari kebijakan negara yang menyasar sektor perdagangan. Pemerintah bisa menerapkan berbagai instrumen, seperti:


  • Tarif dan Bea Masuk: Untuk melindungi industri dalam negeri.
  • Subsidi Ekspor: Agar produk lokal bisa bersaing di pasar global.
  • Kuota Impor: Menjaga stabilitas harga barang di dalam negeri.
  • Kerja Sama Dagang Khusus: Seperti Free Trade Agreement (FTA), yang membuka peluang ekspor dengan pajak lebih rendah.


Namun, di balik layar, politik dagang bisa melibatkan lobi, kompromi politik, bahkan tekanan ekonomi. Misalnya, negara maju memberi bantuan ke negara berkembang, tapi mensyaratkan pembelian produk tertentu atau membuka pasar untuk perusahaan multinasionalnya.



Keuntungan Politik Dagang


Jika diterapkan dengan cermat, politik dagang bisa membawa banyak keuntungan:


  • Meningkatkan Pendapatan Negara: Melalui ekspor dan kerja sama internasional.
  • Mendorong Pertumbuhan Industri Lokal: Karena perlindungan dari serbuan produk asing.
  • Memperkuat Posisi Tawar Internasional: Negara dengan kekuatan dagang besar cenderung lebih dihormati di kancah diplomasi.
  • Menciptakan Lapangan Kerja: Karena ekspor yang meningkat memerlukan tenaga kerja lebih banyak.



Manfaat Strategis bagi Pemerintah


Selain keuntungan ekonomi, politik dagang juga menjadi alat strategis bagi pemerintah untuk:


  • Menjaga Stabilitas Sosial: Dengan menjaga harga bahan pokok lewat kebijakan impor tertentu.
  • Mengamankan Suara Pemilih: Pemerintah kerap mengambil kebijakan populer seperti subsidi atau proteksi terhadap sektor pertanian menjelang pemilu.
  • Mengontrol Arah Politik Internasional: Negara bisa menggunakan embargo atau boikot dagang sebagai bentuk tekanan politik terhadap negara lain.



Risiko di Balik Manfaat


Namun, jika tidak hati-hati, politik dagang bisa menjadi bumerang. Proteksionisme berlebihan bisa memicu balasan dari negara lain (perang dagang), memicu inflasi, bahkan memperburuk hubungan diplomatik. Di sisi lain, liberalisasi dagang tanpa kontrol bisa menghancurkan industri lokal dan meningkatkan ketergantungan pada negara asing.


Politik dagang bukan sekadar soal jual beli antarnegara. Ia adalah permainan catur tingkat tinggi antara kepentingan ekonomi, kekuasaan, dan kesejahteraan rakyat. Saat pemerintah pandai memainkan bidaknya, rakyat bisa makmur. Namun jika salah langkah, dampaknya bisa dirasakan seluruh negeri.


Rakyat mungkin hanya melihat harga di pasar, tapi para politisi melihat angka, peta dunia, dan kekuatan di balik ekspor-impor. Itulah dunia politik dagang—di mana kepentingan ekonomi menjadi pion dari kekuasaan yang lebih besar.


***


Ditulis oleh Redaksi Queensha Jepara
Rabu, 30 Juli 2025.

×
Berita Terbaru Update