Notification

×

Iklan

Iklan

SDN 7 Suwawal Ubah Gadget Jadi Alat Belajar Kreatif, Anak-Anak Tak Lagi Hanya Main Game

Selasa, 29 Juli 2025 | 18.25 WIB Last Updated 2025-07-29T11:26:13Z

Foto, SDN Suwawal 07 kecamatan Mlonggo, Jepara.

Queensha.id - Jepara,


Di tengah kekhawatiran banyak orang tua tentang dampak negatif gawai pada anak, SDN 7 Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara justru hadir dengan pendekatan segar: bukan melarang, tetapi mengarahkan.


Adalah Rina Rochiana, M.Pd., Kepala Sekolah SDN 7 Suwawal, yang menjadi motor penggerak perubahan ini. Ia melihat peluang di balik kebiasaan anak-anak memainkan gadget dan game, dan menjadikannya sebagai celah untuk menghadirkan proses belajar yang lebih menyenangkan.


“Sekolah kami sedang gencar-gencarnya membawa teknologi digital ke dalam kelas. Kami ingin membuat proses belajar menjadi lebih seru dan relevan bagi para siswa,” ujar Rina saat ditemui di ruang kerjanya yang unik tanpa sekat dan menyatu dengan ruang guru lainnya pada, Senin (29/7/2025).


Meskipun sekolah negeri di desa, SDN 7 Suwawal berani melangkah progresif. Salah satu terobosan menarik adalah memasukkan kegiatan koding sebagai ekstrakurikuler. Para siswa tidak hanya diajak bermain gim, melainkan juga diajarkan membuat gim mereka sendiri—yang dikembangkan menjadi alat bantu pembelajaran.


Lebih dari itu, digitalisasi juga diterapkan dalam keseharian. Salah satu metode yang cukup populer di kalangan siswa adalah pemanfaatan barcode interaktif. Materi pelajaran kini dapat diakses melalui video atau media digital lain cukup dengan memindai kode yang tersedia. Cara ini terbukti lebih menarik bagi anak-anak yang cenderung visual dan kurang suka membaca teks panjang.


“Sekarang siswa bisa mengakses video atau materi pelajaran hanya dengan memindai barcode. Tinggal arahkan gadget ke barcode, langsung muncul konten pembelajarannya,” jelas Rina penuh semangat.


Saat ini, sekolah sedang merintis program Smart Class secara bertahap. Siswa diperbolehkan menggunakan gadget dalam jam pelajaran tertentu di bawah pengawasan guru, sebagai alat bantu belajar, bukan alat hiburan. Dengan pengawasan yang tepat, gadget bisa menjadi jembatan antara pelajaran dan dunia nyata.


Rina juga menyadari bahwa keberhasilan program ini tidak bisa diraih sendiri. SDN 7 Suwawal aktif membangun komunikasi dengan para orang tua agar ada pemahaman yang selaras antara rumah dan sekolah. Tak hanya itu, pihak sekolah juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan teknologi besar seperti Google.


“Tentu saja, kami tidak bisa berjalan sendiri. Untuk menyukseskan program ini, kami butuh dukungan dari semua pihak. Sekolah, orang tua, dan mitra teknologi harus berjalan bersama,” tegasnya.


Semangat kolaboratif ini menjadi kunci utama SDN 7 Suwawal untuk menjadi pionir sekolah digital yang tetap mengakar pada nilai-nilai pendidikan dasar. Rina berharap, pendekatan ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Jepara dan Indonesia.


“Dengan kerja sama yang baik, kami yakin SDN 7 Suwawal bisa menjadi contoh sekolah berbasis teknologi yang kreatif, modern, dan tetap menyenangkan bagi anak-anak,” pungkasnya.


Transformasi yang dilakukan SDN 7 Suwawal membuktikan bahwa inovasi pendidikan tidak harus datang dari kota besar. Di desa pun, perubahan besar bisa dimulai dan asal ada tekad, kepemimpinan, dan keberanian untuk mencoba hal baru.


***

Sumber: SP.


×
Berita Terbaru Update