Foto, ilustrasi. |
Queensha.id - Edukasi Anak,
Ketika anak tumbuh dewasa nanti, mereka tak akan mengingat nilai rapor yang membuat kita bangga sesaat, atau mainan mahal yang dulu mereka minta di pusat perbelanjaan. Yang benar-benar mereka simpan dalam hati adalah bagaimana kita memperlakukan mereka saat kecil—di saat mereka rapuh, polos, dan sangat butuh kehangatan.
Menjadi orang tua memang tak pernah mudah. Tak ada sekolah resmi untuk itu, tapi ada satu panduan yang tak lekang oleh waktu: cintailah anakmu dengan sepenuh hati, karena itulah warisan terbaik yang bisa kau tinggalkan.
Berikut adalah 7 tips sederhana namun berdampak besar, jika kita ingin menjadi orang tua yang selalu dikenang dengan hangat:
1. Dengar Tanpa Menghakimi
Sering kali, anak hanya butuh didengarkan. Bukan dinasihati apalagi dihakimi. Ketika mereka merasa aman untuk bercerita, itulah awal dari hubungan yang sehat. Anak yang tumbuh dengan didengar akan menjadi dewasa yang percaya diri, bukan pribadi yang takut membuka suara.
2. Minta Maaf Kalau Salah
Mengakui kesalahan bukan tanda kalah, tapi tanda keteladanan. Saat orang tua berani berkata, “Maaf, Ayah/Ibu salah,” anak akan belajar bahwa manusia boleh khilaf, dan minta maaf bukanlah kelemahan. Itu adalah pelajaran empati yang sangat berharga.
3. Peluk Tanpa Alasan
Kadang tak perlu menunggu momen spesial untuk memeluk anak. Peluk mereka saat mereka tenang, peluk saat mereka rewel, peluk tanpa alasan. Pelukan bukan hanya menenangkan, tapi menyampaikan pesan: “Kamu dicintai, apa pun keadaannya.”
4. Rayakan Usaha, Bukan Hanya Hasil
Ketika anak hanya dipuji saat nilai bagus, mereka bisa tumbuh jadi pribadi yang haus validasi. Tapi jika usaha mereka diapresiasi sejak kecil, mereka akan memahami arti konsistensi, semangat belajar, dan bangga atas proses, bukan sekadar hasil akhir.
5. Luangkan Waktu, Bukan Uang
Tak semua keluarga mampu memberi materi berlebih. Tapi setiap orang tua bisa memberi waktu. Dan justru itulah yang paling diingat anak: siapa yang menemani mereka saat demam, saat takut gelap, saat gagal pertama kali. Bukan hadiah saat ulang tahun.
6. Jangan Bandingkan dengan Anak Orang
Kalimat seperti, “Tuh, kakakmu saja bisa!” atau “Lihat tuh anak tetangga!” mungkin terdengar biasa, tapi bisa menoreh luka panjang. Anak akan tumbuh dengan perasaan tidak cukup. Padahal setiap anak unik, dan layak dihargai tanpa harus jadi orang lain.
7. Doakan Mereka Diam-Diam
Di balik anak yang tumbuh kuat, ada doa-doa lirih yang tak pernah terdengar. Mungkin anak tak tahu setiap tetes air mata kita di sajadah, tapi doa tulus itu yang kelak akan menjadi penjaga di tiap langkah hidup mereka.
Anak boleh tumbuh besar. Boleh hidup jauh. Tapi hati mereka akan selalu kembali kepada rumah yang pernah memberi cinta tanpa syarat—yakni orang tua yang memperlakukan mereka bukan sebagai proyek kebanggaan, tapi sebagai manusia yang dicintai apa adanya.
Karena pada akhirnya, bukan fasilitas atau prestasi yang membuat mereka kuat. Tapi kasih sayang orang tua yang mereka simpan diam-diam dalam hati… sepanjang hidup.
***
Selasa, 22 Juli 2025.