Foto, ketua Grib Jaya Jepara, Agus Adodi Pranata. |
Queensha.id - Jepara,
Ketua Gerakan Raya Indonesia Bersatu (Grib Jaya) Jepara, Agus Adodi Pranata, dengan tegas menyatakan sikapnya terhadap karakter manipulatif dalam tubuh organisasinya. Dalam pernyataannya yang lugas dan penuh makna, ia menolak tegas keberadaan individu dengan kepribadian Machiavellianisme di lingkungan Grib Jaya Jepara.
“Untuk anggota Grib Jaya Jepara, saya tidak akan memberikan ruang atau panggung untuk yang berkarakter Machiavellianism,” ujar Agus, Sabtu (2/8/2025). Pernyataan ini mencerminkan komitmennya menjaga integritas dan nilai-nilai moral organisasi yang dipimpinnya.
Mengenal Machiavellianisme: Musuh Dalam Selimut
Machiavellianisme adalah istilah psikologis yang menggambarkan individu dengan kecenderungan manipulatif, licik, dan sangat berorientasi pada kepentingan pribadi. Mereka yang memiliki kepribadian ini cenderung menghalalkan segala cara demi tujuan pribadi, tanpa mempedulikan etika atau perasaan orang lain.
Karakteristik yang melekat pada individu Machiavellian antara lain:
- Manipulatif: Pandai memainkan perasaan dan situasi untuk keuntungan pribadi.
- Licik dan Egois: Tidak segan berbohong atau menipu demi kepentingan sendiri.
- Kurang Empati: Sulit merasakan atau peduli terhadap penderitaan orang lain.
- Strategis: Mampu merencanakan dan mengatur langkah dengan penuh perhitungan.
Dalam dunia psikologi, Machiavellianisme termasuk dalam kelompok The Dark Triad, bersama dengan narsisme dan psikopati—tiga tipe kepribadian gelap yang sering merusak hubungan interpersonal maupun struktur organisasi.
Sikap Tegas dari Pimpinan Grib Jaya Jepara
Agus Adodi Pranata tak hanya melontarkan kata-kata, tetapi juga menunjukkan ketegasan dalam pengawasan internal. Ia menyebut telah lama mengamati perilaku para anggotanya, khususnya yang berada di struktur Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
“Selama ini saya cuman menjadi pemeran seorang bodoh yang dengan mudah mengamati dan melihat karakter-karakter anggota, khususnya yang di struktural DPC,” tuturnya. Kalimat ini menyiratkan bahwa di balik kesan sederhana, Agus menyimpan kecermatan dalam menilai dan membaca gerak-gerik anggotanya.
Pesan Moral dan Ancaman Nyata
Pernyataan ini menjadi peringatan bagi siapa pun yang terlibat dalam organisasi masyarakat, bahwa keberhasilan kolektif tak bisa dibangun di atas fondasi niat pribadi yang gelap. Karakter Machiavellian bisa menjadi racun yang merusak kultur organisasi dari dalam.
Di tengah iklim sosial yang makin kompleks, langkah Agus Adodi Pranata bisa menjadi contoh nyata kepemimpinan yang berani dan bermoral—menolak kepalsuan, membangun ketulusan.
Machiavellianisme memang bukan diagnosis medis, tetapi kehadirannya nyata dalam banyak ruang sosial. Ketika seorang pemimpin memilih untuk tidak memberi tempat bagi karakter manipulatif, itu bukan hanya keputusan organisasi, melainkan juga pernyataan moral yang patut diapresiasi.
Agus Adodi Pranata sudah memilih jalannya: menjauh dari tipu daya, dan membangun organisasi dengan karakter kuat dan etika yang sehat.
***
Sumber: Grib Jaya Jepara.