Notification

×

Iklan

Iklan

Babalan Demak Jadi Lokasi Syuting Film Juminten Edan, Kehidupan Petambak Garam Diangkat ke Layar Lebar

Kamis, 07 Agustus 2025 | 14.20 WIB Last Updated 2025-08-07T07:24:11Z

Foto, salah satu aktor yang syuting di lokasi Desa Babalan, Demak.

Queensha.id - Demak,


Desa Babalan di Kabupaten Demak mendadak ramai bak lokasi festival film. Rabu (6/8/2025), area tambak garam yang biasanya sunyi berubah menjadi pusat perhatian warga dan kru perfilman. Mercusuar Film Indonesia tengah menggarap film bertajuk “Juminten Edan”, sebuah drama kehidupan yang mengangkat kisah para buruh tambak garam.


Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris kenamaan seperti Dimas Aditya, Meisya Amira, Anne J Cotto, dan Deden Bagaskara. Ratusan warga ikut terlibat sebagai figuran, menyaksikan dan bahkan ikut merasakan suasana syuting yang berlangsung dari pagi hingga malam hari.



Gudang Garam Nasional Jadi Pusat Lokasi


Lokasi pengambilan gambar dipusatkan di Gudang Garam Nasional (GGN) yang berada tepat di tengah area pertambakan Desa Babalan. Selain menjadi titik utama syuting, lokasi ini juga difungsikan sebagai tempat istirahat kru dan parkir puluhan kendaraan produksi.


Kepala Desa Babalan, Noor Akfas, mengaku bangga desanya terpilih sebagai lokasi syuting. Menurutnya, cerita film yang berkisah tentang perjuangan petambak garam dalam menghadapi kerasnya hidup hingga berhasil menyekolahkan anak-anak mereka, sangat relevan dengan kondisi warga setempat.


“Semua potensi yang dibutuhkan dalam cerita ini ada di Babalan. Desa kami dikenal sebagai penghasil garam, dan cerita film ini memang tentang kehidupan petambak garam,” ujar Noor Akfas epada awak media.



Potensi Lokal Tersorot, Warga Terhibur


Desa Babalan memang memiliki identitas kuat sebagai sentra produksi garam. Hal itu bahkan terlihat dari gapura desa yang bertuliskan “Desa Penghasil Garam”. Dengan adanya GGN yang berada di tengah tambak, suasana otentik kehidupan buruh garam semakin terasa kuat untuk divisualisasikan ke layar lebar.


Warga menyambut gembira kehadiran kru film. Bagi sebagian besar, ini adalah pengalaman pertama menyaksikan langsung proses pembuatan film. Anak-anak hingga orang tua berkerumun di sekitar lokasi, menyaksikan dari dekat bintang film yang biasanya hanya mereka lihat di televisi.


“Semoga dengan adanya film ini, potensi garam Babalan makin dikenal luas. Ini hiburan sekaligus kebanggaan bagi warga kami,” tambah Noor Akfas.



Kisah Buruh Garam, Inspirasi bagi Kaum Marginal


Film “Juminten Edan” tidak sekadar mengangkat realitas hidup petambak garam, tetapi juga memotret perjuangan kaum marginal dan disabilitas yang mampu mengubah nasib melalui kerja keras. Cerita seperti ini, menurut Kepala Desa, bisa memotivasi warga dari kalangan bawah untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.


“Ini bisa jadi semangat untuk warga agar terus berusaha. Pendidikan anak-anak bisa meningkat, ekonomi juga pelan-pelan membaik,” tuturnya.


Tak hanya Babalan, film ini diharapkan mampu mengangkat citra desa-desa lain penghasil garam di wilayah Demak, seperti Kedungmutih, Kedungkarang, Tedunan, Kendalasem, Berahan Wetan, Mutih Kulon, dan Mutih Wetan.



Garam, Kamera, Aksi!


Dengan latar belakang alam tambak yang eksotik dan cerita yang menyentuh, “Juminten Edan” diprediksi akan menjadi salah satu film Indonesia yang menyita perhatian publik. Kehadiran produksi film layar lebar ini bukan hanya membawa hiburan, tapi juga membuka peluang promosi desa dan mengangkat martabat para pekerja garam yang selama ini jarang tersorot.


Dari sebuah desa kecil di pesisir Demak, kisah para pejuang garam kini bersiap menembus layar bioskop dan hati para penonton di seluruh Indonesia.


***

Sumber: Muin.

Laporan: Tim Redaksi Queensha Jepara
07 Agustus 2025


×
Berita Terbaru Update