Notification

×

Iklan

Iklan

Gelombang Amarah di Pati: 220 Pegawai RSUD Dipecat, Warga Bersiap Turun ke Jalan

Senin, 11 Agustus 2025 | 21.57 WIB Last Updated 2025-08-11T14:58:28Z

Foto, demo di Pati.


Queensha.id - Pati,


Senin siang, 11 Agustus 2025, suasana di halaman RSUD Soewondo tampak muram. Beberapa pegawai tampak berkemas dengan mata berkaca-kaca, sebagian memeluk rekan kerja yang kini resmi bukan lagi rekan. Semua itu akibat keputusan mengejutkan Bupati Pati, Sudewo, yang memecat 220 pegawai honorer tanpa memberikan pesangon.


Bagi Ruha, mantan pegawai yang telah mengabdi hampir dua dekade, keputusan itu seperti petir di siang bolong.


“Hampir 20 tahun saya di sini, lalu tiba-tiba diberhentikan tanpa pesangon. Ini jelas tidak adil,” ujarnya dengan suara bergetar.



PHK Massal, Rekrutmen Baru


Yang membuat masyarakat semakin geram, sehari setelah kabar pemecatan, pemerintah daerah justru mengumumkan pembukaan lowongan baru untuk 330 pegawai. Jumlah itu bahkan melebihi pegawai yang diberhentikan. Langkah ini memicu dugaan bahwa pemecatan dilakukan bukan semata alasan efisiensi, tetapi membuka ruang bagi “orang-orang pilihan” untuk mengisi posisi strategis.



Kuasa hukum Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Nimerodi Gulo, menilai kebijakan tersebut arogan.


“Bupati bersikap seperti raja yang bisa menentukan nasib rakyat sesuka hati. Keputusan ini harus ditinjau ulang,” tegasnya.



Gelombang Aksi 13 Agustus


Aliansi Masyarakat Pati Bersatu bersama mantan pegawai dan warga berencana menggelar aksi damai besar-besaran pada Rabu, 13 Agustus 2025, di Alun-Alun Pati. Tuntutan mereka jelas:


  1. Batalkan PHK massal.
  2. Bayar pesangon sesuai masa kerja.
  3. Evaluasi kepemimpinan Bupati Sudewo.


Meski disebut aksi damai, banyak pihak khawatir situasi akan memanas jika tidak ada respon dari pemerintah daerah.



Dampak ke Pelayanan Kesehatan


Pemecatan ratusan pegawai secara mendadak membuat RSUD Soewondo kekurangan tenaga. Beberapa pasien mengeluh pelayanan lebih lambat dari biasanya. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa warga miskin, yang paling bergantung pada layanan rumah sakit ini, akan menjadi korban berikutnya.



Isu Sosial yang Mengguncang


Kasus ini tak hanya soal pemutusan hubungan kerja, tetapi juga menyangkut martabat ratusan keluarga yang merasa terbuang setelah bertahun-tahun mengabdi. Dengan aksi massa yang sudah di depan mata, langkah Bupati Sudewo kini sedang diawasi ketat.


Apakah ia akan bergeming, atau memilih mundur selangkah demi meredam gelombang amarah warga Pati? Jawabannya mungkin akan terlihat pada 13 Agustus nanti.


***

Sumber: MM.

×
Berita Terbaru Update