Foto, ilustrasi seorang perempuan yang menjadi ibu rumah tangga. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Tidak ada istri yang bercita-cita menjadi beban dalam rumah tangga. Di balik senyumnya, sering kali tersimpan ratusan keinginan kecil yang ia tunda demi kebutuhan keluarga. Sebuah lipstik, sepasang sandal baru, atau sekadar ingin menikmati kopi hangat di luar rumah semua itu bisa ia urungkan hanya karena ia sadar, ada susu anak yang harus dibeli, ada uang listrik yang harus dibayar.
Menjadi ibu rumah tangga sering kali dianggap sepele. Banyak yang melihat mereka "hanya di rumah" tanpa penghasilan. Stereotip ini begitu kuat, hingga tidak sedikit suami atau lingkungan menganggap istri yang tidak bekerja sebagai sosok yang hanya tahu menghabiskan uang. Padahal justru mereka yang paling banyak menahan diri, mengalah, dan berkorban tanpa suara.
Realita yang Tak Terucap:
- Seorang istri harus berpikir berkali-kali hanya untuk membeli kebutuhan pribadinya
- Ia merasa bersalah jika meminta sesuatu, meski itu haknya
- Ia memilih diam saat keinginan tak bisa terpenuhi, agar tidak membebani suaminya
- Ia sering direndahkan karena tidak punya penghasilan tetap, padahal ia bekerja 24 jam penuh menjaga rumah, anak, dan keharmonisan keluarga
Tugas ibu rumah tangga bukan pekerjaan ringan. Ia adalah manajer keuangan, konselor anak, juru masak, perawat, guru, bahkan petugas kebersihan — semuanya dalam satu tubuh, tanpa upah dan tanpa libur.
Edukasi Sosial:
Sudah saatnya masyarakat, khususnya para suami, membuka mata:
- Mengurus rumah tangga adalah pekerjaan nyata
- Istri yang tidak berpenghasilan bukan berarti tidak produktif
- Menghargai istri berarti mengakui kontribusinya, bukan sekadar lewat uang, tapi juga lewat perhatian dan respek
- Keseimbangan rumah tangga tidak hanya ditentukan dari siapa yang mencari nafkah, tetapi juga siapa yang menjaga keharmonisan dalam rumah.
Untuk para suami,
hargailah istrimu, terlebih jika ia memilih di rumah untuk fokus membesarkan anak-anak kalian dan merawat kehidupan kalian. Jangan ukur kontribusinya dari berapa uang yang ia hasilkan, tapi dari berapa banyak ia berkorban dan menahan keinginan demi kebaikan keluarga.
Untuk masyarakat luas,
ubah pola pikir bahwa ibu rumah tangga adalah beban. Mereka adalah fondasi rumah tangga. Tanpa mereka, banyak keluarga akan kehilangan arah.
Dan untuk para istri,
jangan pernah merasa kecil karena tidak bekerja di luar rumah. Dirimu adalah energi utama yang menyatukan keluarga. Cintamu, ketegaranmu, dan pengorbananmu terlalu berharga untuk diabaikan. Karena sejatinya, istri bukan beban. Ia adalah kekuatan yang bekerja dalam diam.
“Di balik rumah yang tenang, selalu ada perempuan yang kuat dan diam-diam banyak mengalah.”
***
Senin, 4 Agustus 2025.
Media: Queensha Jepara.