Notification

×

Iklan

Iklan

Mamat Tuyul: Komedian Sederhana yang Tinggalkan Tawa Abadi

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 13.42 WIB Last Updated 2025-08-16T06:46:51Z

Foto, Ahmad Sani.

Queensha.id - Depok,


Dunia hiburan Tanah Air kehilangan salah satu sosok komedi legendaris ketika Mamat Tuyul menghembuskan napas terakhir pada 17 April 2010 di Rumah Sakit Tugu Ibu, Depok, Jawa Barat. Aktor bernama asli Mamat ini dikenal luas lewat perannya sebagai Mat Metal di Pepesan Kosong dan Samson di serial populer Tuyul dan Mbak Yul.



Perjalanan Karier


Ahmad Sani dengan nama bekennya Mamat Tuyul lahir pada tahun 9 Juni 1947. Sejak awal 1980-an, ia mulai dikenal melalui perannya dalam film Manusia 6.000.000 Dollar (1981) sebagai Tuyul. Peran kecil tersebut menjadi pijakan karier panjangnya di dunia akting. Namanya semakin melambung ketika membintangi film Bisa Naik Bisa Turun (1992) sebagai Pak RT.


Namun, popularitas sejatinya datang lewat layar kaca. Dalam serial Pepesan Kosong (1993–1995), ia berperan sebagai Mat Metal, karakter lugu dan kocak yang melekat di hati penonton. Puncaknya, saat dipercaya memerankan Samson di Tuyul dan Mbak Yul (1999–2002), Mamat Tuyul benar-benar menancapkan namanya sebagai aktor komedi yang khas dengan gaya akting sederhana namun menghibur.


Ia juga tampil dalam sejumlah sinetron lain seperti Jin dan Jun, Bulan dan Bintang, Tuyul Millenium, hingga Musafir dan 3 Sahabat. Karakternya selalu hadir dengan warna humor segar yang mampu menghidupkan suasana.



Sosok yang Membumi


Di balik layar, Mamat Tuyul dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan dekat dengan rekan-rekan seprofesinya. Julukan “Mat Tuyul” atau “Mat Metal” yang melekat padanya bukan sekadar nama panggung, tetapi juga gambaran sosok sederhana yang selalu menghadirkan tawa.


Meski hidupnya tidak bergelimang popularitas seperti sebagian artis lain, ia tetap dikenang sebagai salah satu aktor yang ikut meramaikan era keemasan sinetron Indonesia di tahun 1990–2000-an.



Akhir Perjalanan


Mamat Tuyul meninggal dunia pada usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Pemakaman Pedurenan Depok, Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi penggemar setia yang tumbuh bersama tawa yang ia hadirkan.



Warisan Tawa yang Abadi


Warisan terbesar Mamat Tuyul adalah kenangan kebahagiaan yang ia tanamkan lewat peran-perannya. Generasi 90-an tentu masih mengingat bagaimana tingkah laku Samson yang polos atau Mat Metal yang penuh kejenakaan.


Kini, meski raganya telah tiada, sosok Mamat Tuyul tetap hidup melalui tayangan ulang dan memori kolektif penonton. Ia adalah bukti bahwa tawa sederhana bisa menjadi peninggalan abadi.


“Kini engkau pergi, Mamat Tuyul. Namun, tawa yang engkau hadirkan akan selalu hidup di hati penonton.”

***

Sumber: BS.

×
Berita Terbaru Update