Foto, ilustrasi seorang anak tenggelam di kolam renang. |
Queensha.id - Bekasi,
Polisi terus mendalami kasus tragis tenggelamnya dua bocah SD di kolam renang sekolah di Babelan, Kabupaten Bekasi. Sejumlah saksi mulai dari kepala sekolah, orang tua, pihak keamanan hingga ketua RT telah diperiksa.
Kapolsek Babelan, Kompol Wito, menyebut pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap dugaan kelalaian dalam peristiwa tersebut. “Sudah diperiksa kepala sekolahnya. Ada wali murid yang ikut berenang, pihak RT, dan juga sekuriti. Kami juga masih menunggu hasil keterangan dari rumah sakit,” kata Wito, Jumat (15/8/2025).
Kasus Naik ke Tahap Penyidikan
Dalam gelar perkara, polisi menemukan adanya unsur pidana sehingga status kasus resmi naik dari penyelidikan ke penyidikan.
“Kalau sudah naik ke penyidikan berarti ada peristiwa pidana. Sekarang kami arahkan untuk mencari siapa yang bertanggung jawab, tentu perlu pembuktian dari ahli juga,” jelas Wito.
Kronologi Kejadian
Peristiwa ini terjadi pada Senin (11/8) siang. Dua bocah, berinisial KBW dan FAP, mengikuti les berenang yang merupakan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Lokasi kolam berada tepat di depan sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) tempat mereka belajar.
Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan kegiatan berenang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, hanya setengah jam kemudian, pada pukul 14.30 WIB, pihak orang tua menerima telepon dari sekolah.
“Mereka diberitahu untuk segera datang ke RS Viola Pondok Ungu Permai, dan sesampainya di sana, orang tua mendapati kedua korban telah meninggal dunia diduga akibat tenggelam,” ungkap Reonald.
Jenazah kedua korban kemudian diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.
Polisi Dalami Dugaan Kelalaian
Hingga kini, kepolisian masih mengumpulkan keterangan tambahan untuk mengetahui detail peristiwa, termasuk prosedur keamanan dan pengawasan saat kegiatan ekstrakurikuler renang berlangsung.
“Proses penyidikan akan menentukan apakah ada kelalaian yang berujung pada tindak pidana. Semua pihak terkait akan dimintai pertanggungjawaban,” tambah Wito.
Kasus ini menambah daftar panjang peristiwa nahas di lingkungan sekolah yang memunculkan pertanyaan serius terkait standar keselamatan kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang melibatkan risiko tinggi seperti berenang.
***
Sumber: dtk.