Notification

×

Iklan

Iklan

Sudah 4 Tahun Warga Kedungmalang Jepara Hidup dalam Kekeringan, Air Tak Mengalir Tapi Tagihan Tetap Jalan

Kamis, 07 Agustus 2025 | 18.59 WIB Last Updated 2025-08-07T12:00:43Z

Foto, salah satu warga Desa Kedungmalang, kecamatan Kedung, Jepara. Sumber Foto: Robi Shani.

Queensha.id - Jepara,


Drum-drum biru berjejer di depan rumah warga Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Pemandangan ini bukan hal baru. Sejak empat tahun terakhir, warga di RT 3 hingga RT 5 RW 3 harus menggantungkan hidup pada air kiriman dari truk tangki PDAM karena air tidak pernah mengalir lancar dari keran rumah mereka.


Ironisnya, meski air tak kunjung mengalir, tagihan PDAM tetap berjalan setiap bulan, lengkap dengan denda bagi yang terlambat membayar.



Air Tidak Mengalir, Tapi Kami Tetap Harus Bayar


Muhammad, salah satu warga RT 5 RW 3, menuturkan kondisi krisis air ini sudah berlangsung cukup lama. Setiap 2-3 hari sekali, truk tangki PDAM datang mengisi drum-drum kosong yang mereka sediakan di depan rumah.


“Kalau dari PDAM itu sudah tidak mengalir kira-kira empat tahun. Kalau butuh air, ya nunggu tangki datang,” ujar Muhammad, Kamis, 7 Agustus 2025.


Yang membuat warga kian geram, adalah tagihan rutin sebesar Rp25-30 ribu per bulan yang masih tetap dikirimkan PDAM, meski air tak mengalir sama sekali ke rumahnya. Bila telat membayar, ia harus menanggung denda tambahan Rp3-5 ribu.


“Setiap hari enggak pernah ngalir, tapi bulanannya tetap disuruh bayar. Kalau enggak bayar, kena denda,” ucapnya dengan nada kesal.



Beban Tambahan: Bayar Air Dua Kali


Keluhan serupa disampaikan Sri, warga lainnya. Ia menyebut aliran air dari PDAM sangat tidak menentu. Kadang hanya mengalir selama satu hari, lalu mati hingga lima hari bahkan seminggu.


“Sudah dua hari ini mati, biasanya ngalirnya lima hari, terus mati lagi. Kadang seminggu baru ngalir sebentar,” jelasnya.


Untuk mencukupi kebutuhan air di rumah, Sri harus merogoh kocek hingga Rp25 ribu per hari untuk membeli air dari luar. Belum lagi tambahan biaya Rp20 ribu per minggu untuk membeli air minum. Padahal, ia tetap harus membayar tagihan PDAM antara Rp26-38 ribu setiap bulan.


Menanggapi keluhan warga, Plt Direktur PDAM Jepara, Zamroni Lestiaza, menyatakan pihaknya akan melakukan pengecekan lapangan terkait kasus ini.


“Kalau itu case by case, kita harus lihat juga. Jadi kita akan cek, benar-benar tidak keluar air tapi tetap dapat tagihan atau bagaimana,” kata Zamroni.


Meski menjanjikan pengecekan, belum ada solusi konkret yang ditawarkan oleh pihak PDAM untuk menangani krisis air bersih yang telah berlangsung selama empat tahun ini di Desa Kedungmalang.



Krisis yang Tak Pernah Selesai


Kekeringan di wilayah Kedungmalang bukan hal baru. Setiap musim kemarau, daerah ini selalu mengalami krisis air bersih. Namun persoalan bertambah pelik ketika fasilitas air yang seharusnya menjadi solusi justru ikut bermasalah.


Warga berharap ada langkah cepat dan nyata dari pemerintah daerah dan PDAM Jepara, bukan hanya inspeksi atau investigasi yang berlarut-larut.


“Kami cuma minta air mengalir normal. Jangan cuma tagihannya yang lancar, airnya juga dong,” kata seorang warga sambil menunjukkan drum kosong di depan rumahnya.


***

Sumber: Metrotvnews.

Queensha Jepara
07 Agustus 2025

×
Berita Terbaru Update