Foto, ilustrasi video call diduga penipuan. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Di tengah maraknya kejahatan siber, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap panggilan video (video call) dari nomor tak dikenal. Modus ini disebut-sebut sudah memakan korban, mulai dari pencurian data pribadi hingga kebobolan rekening bank.
Pesan peringatan ini ramai dibagikan di sejumlah grup media sosial dan aplikasi pesan instan pada Jumat (9/8/2025). Isinya mengingatkan agar masyarakat tidak langsung mengangkat video call dari nomor yang tidak dikenal.
“Bisa jadi itu modus penipuan dengan cara baru. Jangan beri celah sedikit pun bagi mereka untuk masuk ke ruang pribadi kita,” tulis salah satu pesan yang beredar.
Bahaya di Balik Video Call Asing
Menurut laporan warga, panggilan video dari nomor asing dapat dimanfaatkan pelaku untuk merekam gambar atau suara korban, bahkan tanpa disadari. Materi tersebut kemudian dapat digunakan untuk kejahatan seperti pemerasan atau pembobolan rekening.
Seorang warga juga mengingatkan agar tidak pernah menjawab “iya” dalam percakapan telepon dari nomor asing, karena rekaman suara itu bisa disalahgunakan untuk verifikasi transaksi atau manipulasi data.
Kisah Korban ATM Dibobol Setelah Video Call
Salah satu kesaksian yang beredar menyebut, seorang kerabat menjadi korban pembobolan ATM usai menerima video call dari pihak yang tidak menampilkan wajahnya. Rekaman wajah korban diduga digunakan untuk aktivitas ilegal.
Sayangnya, laporan ke pihak berwajib disebut berjalan lambat dan belum ditindaklanjuti. Hal ini menambah kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya modus penipuan digital.
Langkah Pencegahan
Ahli keamanan digital menyarankan beberapa langkah antisipasi:
- Abaikan dan blokir panggilan video dari nomor tak dikenal.
- Jangan memberikan informasi pribadi, termasuk kata “iya” yang bisa direkam.
- Hindari menampilkan wajah saat terlanjur terhubung.
- Laporkan nomor mencurigakan ke situs resmi seperti aduannomor.id.
Keamanan di dunia digital sama pentingnya dengan menjaga diri di dunia nyata. Kesadaran dan kewaspadaan menjadi benteng utama agar tidak menjadi korban kejahatan siber yang semakin canggih.
***
Sumber: BS.