Notification

×

Iklan

Iklan

Berapa Kali Normalnya Buang Air Kecil? Begini Penjelasan Dokter

Jumat, 19 September 2025 | 21.28 WIB Last Updated 2025-09-19T14:29:49Z

Foto, ilustrasi seorang perempuan setelah buang air kecil.

Queensha.id - Edukasi Kesehatan,


Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Salah satu tugas utamanya yakni menyaring darah dan membuang zat sisa yang tidak dibutuhkan melalui urine. Karena itu, frekuensi buang air kecil bisa menjadi indikator penting kesehatan ginjal seseorang.


Namun, pertanyaan yang sering muncul di masyarakat adalah: seberapa sering buang air kecil bisa dikatakan normal?



Normalnya Buang Air Kecil


Menurut standar medis, orang sehat akan memproduksi urine sekitar 0,5–1,5 cc per kilogram berat badan setiap jamnya. Jika seseorang memiliki berat 50 kilogram, maka produksi urine per jam berkisar 25–75 cc. Umumnya, urine dikeluarkan setiap enam jam sekali.


“Rata-rata frekuensi buang air kecil normal berkisar enam hingga tujuh kali dalam 24 jam. Tapi angka 4–10 kali juga masih bisa dikatakan normal selama tidak menimbulkan keluhan atau mengganggu aktivitas,” jelas dr. Rachma Pratiwi, Sp.PD, seorang spesialis penyakit dalam.



Faktor yang Mempengaruhi


Tidak semua orang memiliki frekuensi buang air kecil yang sama. Sejumlah faktor dapat memengaruhi banyak atau sedikitnya urine yang dikeluarkan tubuh, antara lain:


  • Usia: Orang lanjut usia lebih sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, dibandingkan mereka yang masih muda.
  • Ukuran kandung kemih: Kandung kemih berukuran kecil cenderung membuat seseorang lebih cepat merasa ingin buang air kecil.
  • Asupan cairan: Semakin banyak minum, semakin banyak pula urine yang diproduksi.
  • Jenis minuman: Kafein dan alkohol bisa merangsang produksi urine lebih banyak.
  • Kondisi kesehatan: Kehamilan, infeksi saluran kemih, diabetes, gangguan prostat, hingga kelemahan otot dasar panggul dapat memicu sering buang air kecil.
  • Obat-obatan: Obat diuretik, seperti furosemide atau spironolakton, kerap diresepkan untuk pasien hipertensi dan jantung, namun bisa meningkatkan frekuensi berkemih.



Kapan Harus Waspada?


Meski sering buang air kecil bisa normal, ada kondisi yang sebaiknya tidak diabaikan. Dokter menyarankan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti:


  • Nyeri punggung atau perut bagian bawah.
  • Urine berwarna pekat, berbuih, atau bercampur darah.
  • Bau urine menyengat dan tidak biasa.
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Mengompol atau kehilangan kontrol kandung kemih.


“Kalau ada gejala-gejala tersebut, jangan menunda. Segera konsultasi ke dokter agar bisa ditangani sejak dini,” tegas dr. Rachma.


Dengan memahami frekuensi buang air kecil yang normal serta faktor-faktor yang memengaruhinya, masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan ginjal dan tidak ragu untuk memeriksakan diri bila ada keluhan yang mengganggu.


***

×
Berita Terbaru Update