Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga Material Proyek Jembatan Pendo Sawalan–Banyu Putih Jepara Tak Sesuai Gambar Kerja

Minggu, 21 September 2025 | 22.01 WIB Last Updated 2025-09-21T15:05:12Z

Foto, kolase. Proyek pembangunan jembatan penghubung antara Desa Pendo Sawalan dan Desa Banyu Putih, kecamatan Kalinyamatan, Jepara.

Queensha.id - Jepara,


Pembangunan jembatan penghubung antara Desa Pendo Sawalan dan Desa Banyu Putih, kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, kini tengah memasuki tahap pengerjaan. Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp3.579.397.000 ini diharapkan dapat menghasilkan infrastruktur yang berkualitas, sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Dinas PUPR Kabupaten Jepara.


Namun, di tengah proses pengerjaan, muncul dugaan penyimpangan terkait penggunaan material. Berdasarkan informasi dari masyarakat, awak media melakukan investigasi ke lokasi proyek. Hasil penelusuran memperlihatkan adanya indikasi ketidaksesuaian material besi yang digunakan dengan gambar kerja resmi.


Dari foto lapangan yang diperoleh, besi yang dipakai untuk rangka pondasi dan penulangan sayap jembatan diduga berbeda dengan ketentuan. Dalam gambar kerja tercatat penggunaan besi ulir berdiameter 32, tetapi di lapangan ditemukan penggunaan besi ulir berdiameter 19 dan 13. Bahkan, ada pula besi polos dengan diameter 12 yang dipakai pada rangka pondasi dan sayap sisi timur yang sebagian sudah dicor.



Respons Pemerintah Desa


Kasi Perencanaan Pembangunan Desa Pendo Sawalan ketika dikonfirmasi menyatakan pihaknya tidak mengetahui soal dugaan penyimpangan tersebut.


“Pemdes Pendo Sawalan hanya diberi gambar konstruksi jembatan, tetapi tidak menerima rincian spesifikasi bahan maupun material. Jadi kalau memang ada penyimpangan, kami tidak tahu menahu dan tidak bisa melakukan kontrol, meskipun kami sebagai pemangku wilayah sekaligus pemohon pekerjaan jembatan,” ujarnya.



Audit dan Transparansi


Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan proyek pembangunan jembatan ini sudah beberapa kali diaudit oleh Dinas PUPR bersama instansi terkait lainnya. Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Dinas PUPR mengenai hasil audit tersebut sebagai bentuk keterbukaan informasi publik.


Meski demikian, pekerjaan pembangunan jembatan tetap berjalan di lapangan. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya dari masyarakat mengenai kualitas dan ketahanan jembatan di masa mendatang, mengingat anggaran yang digelontorkan cukup besar.



Proyek infrastruktur dengan nilai kontrak miliaran rupiah tentu diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Dugaan penyimpangan material yang beredar di masyarakat perlu mendapatkan klarifikasi resmi dari instansi terkait agar tidak menimbulkan keresahan publik.


***

Wartawan: Gun Queensha Jepara.


×
Berita Terbaru Update