Foto, ilustrasi. Suka menjelek-jelekkan orang lain. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menjumpai orang yang suka membicarakan keburukan orang lain, baik itu tetangga, teman, maupun rekan kerja. Kebiasaan ini sering dianggap hal sepele, padahal dampaknya bisa merusak hubungan sosial, menimbulkan fitnah, bahkan menimbulkan dosa besar dalam pandangan agama.
Cara Menasihati Teman atau Tetangga yang Suka Menjelek-jelekkan
Menghadapi orang yang suka menjelek-jelekkan tidak bisa dengan cara keras, justru butuh pendekatan yang lembut. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Ajak berbicara baik-baik, ingatkan bahwa perkataan buruk bisa menyakiti orang lain.
- Alihkan pembicaraan, ketika obrolan mulai menjurus pada ghibah atau menjelekkan orang lain.
- Berikan contoh positif, dengan membicarakan hal-hal baik tentang orang lain di depannya.
- Tegur secara halus, katakan bahwa setiap orang punya kekurangan, termasuk kita sendiri.
Dosa bagi Orang yang Suka Menjelek-jelekkan
Dalam Islam, kebiasaan menjelek-jelekkan orang lain termasuk dosa besar. Al-Qur’an menegaskan dalam Surah Al-Hujurat ayat 12: “Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik.”
Ayat ini menjadi peringatan bahwa menjelekkan atau menggunjing sama buruknya dengan memakan daging saudara sendiri.
Azab bagi Orang yang Gemar Menghina dan Menggunjing
Rasulullah SAW dalam beberapa hadits menjelaskan, orang yang terbiasa menggunjing akan mendapat azab berat di akhirat. Mereka akan dipermalukan, dan pahala amal baiknya akan dipindahkan kepada orang yang digunjing. Bahkan jika pahala kebaikan habis, dosa orang yang digunjing akan dipindahkan kepada si penggunjing. Ini menunjukkan betapa besar kerugian spiritual bagi pelakunya.
Pandangan Islam
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga lisan. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” Menjelekkan orang lain berarti melanggar prinsip ukhuwah Islamiyah (persaudaraan), merusak kehormatan, dan menjauhkan diri dari sifat taqwa.
Tanggapan Ulama Indonesia
KH. Quraish Shihab menegaskan bahwa ghibah dan perilaku menjelekkan orang lain adalah salah satu penyakit sosial yang sulit diberantas karena sering dianggap sebagai hiburan dalam percakapan. Padahal, kata beliau, perilaku itu sama sekali tidak memberi manfaat dan justru mendatangkan dosa.
Sementara itu, KH. Said Aqil Siradj pernah mengingatkan, menjaga lisan lebih berat daripada menjaga harta, karena sekali kata keluar, dampaknya bisa meluas dan sulit ditarik kembali.
Solusi Menghindari Kebiasaan Menjelekkan Orang Lain
- Perbanyak introspeksi diri, sibukkan diri dengan memperbaiki kekurangan pribadi.
- Biasakan berbicara hal-hal bermanfaat, seperti ilmu, pengalaman, atau kabar baik.
- Dekatkan diri dengan lingkungan positif, yang terbiasa membicarakan kebaikan.
- Perkuat iman dan dzikir, agar hati terjaga dari penyakit iri dan dengki.
- Berani meminta maaf, jika pernah terlanjur menjelekkan orang lain.
Jadi, kebiasaan menjelek-jelekkan orang lain bukan hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga mengundang dosa besar. Menasihati dengan bijak, menjaga lisan, serta menanamkan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari menjadi jalan terbaik agar masyarakat terhindar dari penyakit sosial ini. Dengan begitu, lingkungan bisa menjadi lebih damai, penuh kepercayaan, dan diridai Allah SWT.
***