Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Silvi dan Wisnu: Saat Hampir Kehilangan, Cinta Kembali Diuji

Minggu, 14 September 2025 | 15.43 WIB Last Updated 2025-09-14T08:44:39Z

Foto, ilustrasi pasangan suami istri.

Queensha.id - Yogyakarta,


Tidak semua kisah cinta berjalan mulus. Ada kalanya, perjalanan rumah tangga harus melewati badai, godaan, bahkan ujian kesetiaan. Itulah yang dialami Silvi Narwita (35), warga Yogyakarta, dan sang suami, Wisnu Wardhana (42), asal Magelang yang kini tinggal bersama di Yogyakarta.


Awalnya, rumah tangga mereka tampak seperti keluarga sederhana yang penuh cinta. Silvi menemani Wisnu sejak masa-masa sulit, ketika sang suami masih bekerja sebagai buruh bangunan. Namun seiring waktu, Wisnu menapaki tangga kesuksesan, hingga kini memimpin perusahaan konstruksi yang semakin besar.


Kesuksesan itu membawa kenyamanan, tapi juga membuka pintu godaan. Wisnu mulai merasa istrinya berubah. Tubuh Silvi tak lagi sama, wajah yang dulu segar kini mulai menua. Ia membandingkan istrinya dengan perempuan lain di sekelilingnya. Puncaknya, Wisnu memutuskan untuk mengakhiri pernikahan yang telah mereka jalani selama 20 tahun.


Ia bahkan menyiapkan uang satu juta yuan di rekening Silvi, serta sebuah rumah di pusat kota sebagai bekal setelah perceraian. “Aku hanya ingin dia hidup nyaman meski tidak bersamaku lagi,” begitu pikir Wisnu saat itu.


Namun, yang tak ia sangka, Silvi menerima keputusannya dengan tenang. Bukan karena tak terluka, melainkan karena ia ingin tetap menjaga ketulusan cintanya hingga akhir. Silvi menuliskan sepucuk surat penuh pesan sederhana: mulai dari cara menyimpan selimut, merek beras kesukaan suami, hingga obat untuk lambungnya.


Setiap kalimat sederhana itu menusuk hati Wisnu. “Seakan setiap huruf yang ditulisnya adalah peluru yang menghantam dada,” ucap Wisnu mengenang.


Hari perpisahan pun tiba. Namun ketika Wisnu pulang untuk menjemput istrinya, rumah sudah kosong. Yang tertinggal hanyalah surat, kunci rumah, dan buku tabungan. Panik, ia bergegas ke stasiun kereta. Saat melihat Silvi hendak naik kereta menuju kampung halaman, Wisnu tak kuasa menahan emosinya.


Dengan suara tinggi, ia justru memarahi Silvi agar kembali bersamanya. Di balik sikap kasar itu, tersimpan ketakutan terbesar seorang pria: kehilangan tulang rusuknya sendiri.


Silvi pun mengikuti langkah suaminya. Air matanya jatuh, bukan karena terluka, melainkan karena masih ada cinta yang mengikat. Sementara Wisnu, yang berjalan di depan, juga menitikkan air mata penyesalan.


Kini, hubungan keduanya justru semakin erat. Wisnu belajar kembali arti cinta yang sejati. Bahwa harta bisa dicari lagi, tapi istri yang tulus tidak akan datang dua kali.


“Aku pernah lupa, bahwa perempuan yang menemaniku dari nol adalah tulang rusukku sendiri. Aku hampir kehilangan, baru sadar kalau hidupku akan hampa tanpa Silvi,” tutur Wisnu dengan suara bergetar.


Sementara Silvi berkata lirih, “Aku hanya ingin dia tetap baik-baik saja, meski dulu aku harus menyiapkan kepergianku dengan surat. Karena cinta bukan menuntut, melainkan memberi, bahkan saat hati sendiri terluka, " ucapnya.


Kisah Silvi dan Wisnu mengajarkan satu hal: kesetiaan seorang wanita diuji ketika suaminya tak punya apa-apa, sementara kesetiaan seorang pria diuji ketika ia sudah memiliki segalanya.


***

×
Berita Terbaru Update