Notification

×

Iklan

Iklan

Lebih Hemat Memasak atau Beli Makanan di Warung, Ini Solusinya

Jumat, 26 September 2025 | 20.24 WIB Last Updated 2025-09-26T13:25:27Z

Foto, ilustrasi. Seorang perempuan sedang memasak di dapur.

Queensha.id - Edukasi Sosial, 


Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tengah tak menentu dan sering disebut lesu, masyarakat dituntut lebih cermat mengatur pengeluaran, terutama untuk kebutuhan pokok seperti makanan. Pertanyaan yang kerap muncul: lebih hemat memasak sendiri di rumah atau membeli makanan di warung?


Harga bahan pangan terus merangkak naik. Daging ayam, sapi, sayuran, bahkan cabai, menjadi sorotan hampir setiap minggu. Belum lagi biaya tambahan seperti beras dan gas elpiji yang harus dibeli secara rutin. Di sisi lain, warung makan dan rumah makan kaki lima tetap menawarkan paket nasi dan lauk dengan harga yang relatif terjangkau.



Dari Kacamata Ahli Gizi


Menurut ahli gizi terkemuka di Indonesia, dr. Rina Fitriani, Sp.GK, pilihan memasak sendiri atau membeli di warung tidak bisa hanya dilihat dari sisi harga.


“Kalau bicara gizi, masak di rumah memberi kontrol penuh terhadap kualitas bahan dan cara pengolahan. Kita bisa mengatur kadar garam, minyak, dan jenis sayuran sesuai kebutuhan keluarga. Makanan warung sering kali lebih praktis, tapi kandungan gizinya tidak selalu seimbang,” jelasnya.


Ia menambahkan, keluarga yang rutin memasak di rumah cenderung lebih terjamin keseimbangan nutrisinya. Namun, bagi pekerja kantoran atau mahasiswa, membeli makanan di warung tetap menjadi solusi realistis asalkan bisa memilih menu dengan bijak.



Dari Kacamata Ekonomi


Sementara itu, pakar ekonomi Universitas Indonesia, Dr. Andri Nugroho, menilai keputusan masak atau membeli makanan jadi erat kaitannya dengan efisiensi biaya dan waktu.



“Kalau dihitung detail, biaya memasak di rumah memang bisa lebih mahal di awal karena ada belanja gas, beras, minyak, dan lauk dalam jumlah besar. Namun dalam jangka panjang, terutama untuk keluarga lebih dari tiga orang, masak sendiri jauh lebih hemat,” katanya.


Sebaliknya, bagi individu lajang atau pasangan muda yang sibuk, membeli makanan di warung bisa lebih efisien. “Ketika semua dihitung—waktu belanja, tenaga memasak, hingga biaya gas—kadang beli makanan jadi justru lebih murah,” tambah Andri.



Realita di Lapangan


Di beberapa kota besar, paket makan siang sederhana di warung bisa didapat dengan harga Rp15.000–Rp20.000. Sementara jika memasak sendiri, biaya bahan bisa saja lebih tinggi bila belanja dalam porsi kecil. Namun, untuk keluarga besar, satu kali masak bisa dinikmati bersama, sehingga lebih menghemat dibanding membeli lauk per porsi.



Jadi, Mana yang Lebih Hemat?


Jawabannya kembali pada kondisi masing-masing. Jika ingin kontrol gizi yang lebih baik dan punya waktu luang, memasak sendiri adalah pilihan tepat. Namun, jika mobilitas tinggi dan jumlah anggota keluarga sedikit, membeli makanan di warung bisa menjadi solusi hemat dan praktis.


Seperti kata pepatah lama, hemat bukan sekadar soal angka, melainkan soal strategi. Pintar memilih, mengatur porsi, dan menyeimbangkan antara masak sendiri dan beli jadi mungkin bisa menjadi kunci di tengah kondisi ekonomi yang serba tidak pasti.


***

×
Berita Terbaru Update