Foto, ruang transit khusus untuk sopir ambulans di RSUD Kartini Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Deru sirine yang melintasi jalan kota seringkali menjadi pertanda ada nyawa yang perlu segera diselamatkan. Namun, di balik suara bising yang memecah jalan itu, ada sosok-sosok pengemudi ambulans yang jarang mendapat sorotan. Mereka tak hanya mengantarkan pasien, tapi juga setia menunggu berjam-jam di halaman rumah sakit, hingga kembali membawa pulang.
Kini, RSUD Kartini Jepara mencoba menghadirkan bentuk balas budi sederhana. Sebuah ruang transit khusus untuk sopir ambulans resmi tersedia di area parkiran. Bukan ruangan mewah, namun di dalamnya ada sofa empuk, kasur lengkap dengan bantal dan guling, kipas angin, dispenser air panas dan dingin, serta kopi dan teh gratis. Tempat sederhana yang sarat makna: ruang untuk beristirahat, meregangkan lelah, bahkan sekadar menyeruput hangatnya kopi di tengah tugas kemanusiaan.
Wakil Direktur RSUD Kartini, Mustakim, menegaskan bahwa inisiatif ini lahir dari rasa peduli terhadap para sopir ambulans.
“Kami memahami tugas kawan-kawan sangat berat, siaga 24 jam, sering menunggu lama di rumah sakit. Kami ingin memberi ruang agar mereka bisa beristirahat dengan tenang, minum kopi atau teh, bahkan tidur jika perlu,” ujarnya, Sabtu (13/9).
Bagi para sopir ambulans, ruang kecil itu bak oase. Mereka tak lagi harus terkantuk di balik kemudi atau sekadar duduk di bawah pohon rindang rumah sakit. Ada tempat rebah, ada ruang hangat yang terasa seperti rumah kedua.
Ketua Paguyuban Ambulans Jepara, Abdul Rosyid, menyambut penuh apresiasi.
“Bagi kami, ini bukan sekadar ruang. Ini bentuk penghargaan nyata atas kerja sopir ambulans. Kami merasa diperhatikan, dihargai, dan bisa bekerja dengan lebih tenang. Semoga langkah baik RSUD Kartini ini bisa dicontoh oleh rumah sakit lain,” katanya.
Sementara itu, Mbah Alba, sesepuh komunitas relawan Jepara yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia kemanusiaan, menilai ruang transit ini adalah simbol penghargaan atas dedikasi tanpa pamrih para sopir ambulans.
“Saya tahu betul, sopir ambulans sering tidak makan tepat waktu, tidur seadanya, bahkan bertaruh nyawa di jalan. Dengan adanya ruang transit ini, saya merasa haru. Ini artinya perjuangan mereka mulai diakui. Semoga terus dijaga dan jadi inspirasi bagi semua pihak,” ucapnya.
Ruang transit sederhana itu mungkin tak banyak bicara. Namun, di setiap tegukan kopi hangat dan di balik bantal yang menyandarkan lelah, tersimpan penghormatan tulus bagi mereka yang senyap berjasa menjaga kehidupan di jalanan.
***
Sumber: AR/G7.