Foto, Pimpinan Orkes Campursari Sekar Gumelar, Duwok Sralalala, yang dikenal dengan jargonnya “Membela yang Bayar”, mengungkapkan keresahan anggotanya. |
Queensha.id - Jepara,
Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh hingga pembakaran dan penjarahan Gedung DPRD Kabupaten Jepara pada Sabtu (30/8/2025) malam ternyata membawa dampak luas. Tidak hanya merusak fasilitas negara, aksi anarkis tersebut juga memukul telak kehidupan para pekerja seni campursari di Jepara.
Puluhan agenda manggung yang sudah dijadwalkan terpaksa dibatalkan. Imbasnya, banyak pelaku seni kehilangan mata pencaharian dan sebagian terancam menganggur.
Campursari Ikut Terimbas
Pimpinan Orkes Campursari Sekar Gumelar, Duwok Sralalala, yang dikenal dengan jargonnya “Membela yang Bayar”, mengungkapkan keresahan anggotanya. Menurutnya, aksi massa yang meluas ke pembakaran dan penjarahan gedung dewan, jelas merugikan dunia seni.
“Para pekerja seni campursari mengakui, aksi unjuk rasa sudah merugikan bisnis mereka. Dampaknya juga dirasakan pekerja sound system, panggung, sampai pedagang UMKM yang biasa ikut manggung bersama kami,” tegas Duwok, Kamis (4/9/2025).
Kekecewaan itu juga meluber ke media sosial. Sejumlah pekerja seni meluapkan amarahnya dengan bahasa tegas khas Jepara.
“Iki Jeporo leet..! Ndue toto kromo. Demo-demo’o sak ndoweh cangkemu, ojo brutal anarki. Aku lan konco-konco pekerja seni dadi melok imbase. Pak Kapolres, gabres mawon seng anarki – Salam Seni Indonesia,” tulis salah seorang pelaku seni dalam unggahannya.
Siap Bantu Pemerintah Jaga Kondusifitas
Tidak berhenti pada keluhan, para pekerja seni campursari Jepara bahkan menyatakan kesiapannya membantu pemerintah dan aparat keamanan meredam aksi anarkis.
Menurut Duwok, komunikasi daring sudah terjalin antarpekerja seni di Jepara sejak Kamis (4/9/2025). Mereka sepakat untuk bersatu menjaga ketertiban dan menolak keras provokasi.
“Ini menandakan bahwa para pekerja seni campursari Jepara sudah cukup solid. Kita berkomitmen memperkuat hubungan baik dengan semua pihak, menolak anarkisme, dan mendukung terciptanya kondusifitas,” ujarnya.
Seni Bukan Ranah Politik
Duwok juga menegaskan bahwa dunia seni, khususnya campursari, tidak berada dalam ranah politik. Namun keberlangsungan seni sangat bergantung pada stabilitas keamanan daerah.
“Kita harus sampaikan jelas, dunia usaha seni tidak bergerak di politik. Tapi kami punya kepentingan besar agar politik dan keamanan stabil. Kalau tidak, perdagangan, investasi, dan terutama pertunjukan campursari akan mati suri,” jelasnya.
Harapan Kondisi Pulih
Para pelaku seni berharap situasi Jepara kembali aman. Mereka mengimbau seluruh pihak, mulai dari pemerintah, aparat, tokoh agama, hingga masyarakat, untuk membuka ruang komunikasi demi memulihkan iklim sosial dan ekonomi daerah.
Sebab, bagi para seniman campursari, panggung bukan sekadar hiburan, melainkan sumber kehidupan.
***