Foto, tangkap layar dari video yang beredar luas di media sosial Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Sebuah pertengkaran yang melibatkan dua pasangan suami istri menghebohkan warga Desa Mayong, Kecamatan Mayong, Jepara, Senin (22/9/2025) malam. Aksi saling ejek hingga hampir berujung adu jotos itu terjadi di depan Alfamart, Kampung DPC, dan sempat terekam video yang kemudian viral di berbagai akun Facebook lokal.
Kisruh bermula dari sindiran yang dilontarkan oleh seorang perempuan bernama Nadia kepada lawan bicaranya, Pipit. Dalam unggahan akun Facebook @pipitlcaaa, ia mengaku tersulut emosi karena suaminya dihina secara fisik.
“Dari awal itu, cah lanang (Riko) yang dipukuli suami aku itu mantan pacar aku dulu yang punya pacar yang baju merah itu (Nadia). Trus Nadia nyindir aku, bilang klo suami aku itu kakinya pincang-pincang, trus suami aku gak terima karena aku dijelek-jelekin,” tulis Pipit melalui pesan yang dikirim ke inbox akun Suara Jepara.
Meski Riko telah meminta maaf melalui media sosial, suami Pipit tetap menuntut permintaan maaf secara langsung. Pertemuan di depan Alfamart pun berubah menjadi ajang adu mulut yang nyaris ricuh.
Dalam video yang beredar, terlihat kedua pasangan saling berteriak, menghina, hingga bersiap adu fisik. Tulisan yang menyertai unggahan dari Pipit dan Nadia pun memperkeruh suasana.
“Nyindir sopo, urusanku karo kowe opo?? Ngarani bojoku pincang, lah sepiro sigehmu, njaluk ditapok nganggo bengkok raimu, trus aku duwe masalah opo karo kowe, kene ketemu,” tulis salah satu pihak dalam unggahan yang viral.
Warga Meleraikan
Beruntung, pertengkaran yang semakin panas itu segera dilerai oleh warga sekitar. Mereka berusaha menenangkan kedua pasangan agar tidak terjadi perkelahian fisik di depan Alfamart Mayong.
Purnomo Wardoyo, seorang pengamat sosial di Jepara menilai peristiwa ini menjadi cermin bagaimana konflik personal yang dibawa ke ruang publik dan media sosial dapat dengan cepat meluas dan memicu keributan.
“Warga harus lebih bijak menggunakan media sosial. Jangan sampai persoalan pribadi diumbar dan dipanaskan di ruang publik. Apalagi sampai menimbulkan keributan yang meresahkan lingkungan,” imbau Purnomo pengamat tersebut.
Peristiwa di Mayong ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga etika dalam bersosial media dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin tanpa harus melibatkan massa.
***