Notification

×

Iklan

Iklan

Stop Menuntut Uang Berlebihan Demi Gaya Hidup Hedon

Kamis, 18 September 2025 | 20.32 WIB Last Updated 2025-09-18T13:33:08Z

Foto, ilustrasi seorang perempuan dengan gaya hidup hedonis.

Queensha.id - Edukasi Sosial,


Fenomena gaya hidup hedonis kini semakin marak di kalangan perempuan muda maupun berumah tangga. Banyak kasus rumah tangga yang retak lantaran adanya tuntutan berlebihan dari pihak istri kepada suami, hanya demi memenuhi gaya hidup yang serba mewah.


Tidak jarang, kondisi ini berakhir pada perceraian. Bahkan, ada pula yang nekat berutang ke bank atau koperasi hanya demi menjaga penampilan dan gaya, tanpa memikirkan dampak jangka panjang pada keluarga.



Statement Perempuan Asal Mojokerto


Sinta (29), seorang karyawan swasta asal Mojokerto, mengaku prihatin dengan fenomena ini.


“Aku sering lihat teman-teman yang maksain pasangan mereka untuk nurutin gaya hidup. Padahal, pasangannya kerja keras tapi gajinya pas-pasan. Kalau ingin hidup hedon, ya kerja sendiri, jangan nyusahin pasangan. Lebih baik kita belajar jadi realistis, ngerti kondisi, dan berjuang bareng,” ungkapnya.



Pandangan Pengamat Sosial


Sementara itu, pengamat sosial terkemuka Indonesia, Dr. Ratna Widyasari, menilai gaya hidup hedon di kalangan perempuan terjadi karena adanya tekanan sosial dan budaya konsumtif yang semakin kuat.


“Media sosial memberi pengaruh besar pada cara berpikir perempuan. Ada dorongan untuk tampil mewah demi pengakuan. Padahal, gaya hidup hedon tanpa kemampuan finansial yang memadai bisa jadi bom waktu. Edukasi finansial dan kesadaran kolektif perlu digalakkan agar perempuan tidak menjadikan pasangan sebagai ‘mesin pencetak uang’ semata,” jelasnya.



Edukasi Sosial tentang Gaya Hidup Perempuan


Gaya hidup bukan hanya soal penampilan, tetapi juga tanggung jawab. Perempuan modern sudah seharusnya mampu mandiri, bekerja, atau setidaknya ikut berkontribusi dalam ekonomi rumah tangga. Menuntut pasangan tanpa melihat kemampuan hanya akan menimbulkan konflik.


Kunci keharmonisan rumah tangga adalah kerja sama. Laki-laki bukan satu-satunya penopang hidup, melainkan partner untuk maju bersama.



Menurut Pandangan Islam


Dalam Islam, suami memang memiliki kewajiban memberi nafkah kepada istri. Namun, istri juga dituntut untuk hidup sederhana, bersyukur, dan tidak berlebihan. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan agar umatnya menjauhi sifat boros dan bermegah-megahan.


Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 27:


“Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara setan.”


Artinya, hidup sederhana dan realistis jauh lebih mulia dibanding mempertahankan gaya hedon yang justru bisa merusak keluarga dan masa depan.



Jadi, fenomena hedonisme perempuan bukan sekadar masalah pribadi, melainkan isu sosial yang perlu disikapi dengan bijak. Perempuan perlu memahami bahwa kebahagiaan rumah tangga tidak ditentukan oleh kemewahan, tetapi oleh kesadaran, saling memahami, dan kerja sama membangun masa depan bersama.


***

×
Berita Terbaru Update