Notification

×

Iklan

Iklan

103 Panatacara dan Pamedharsabda Baru Siap Jaga Bahasa dan Budaya Jawa di Jepara

Senin, 20 Oktober 2025 | 16.09 WIB Last Updated 2025-10-20T09:10:42Z

Foto, Sebanyak 103 praktisi budaya resmi diwisuda dengan kompetensi sebagai panatacara dan pamedharsabda, Minggu (19/10/2025), di Pendopo R.A. Kartini Jepara.

Queensha.id - Jepara,


Kabupaten Jepara kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya Jawa. Sebanyak 103 praktisi budaya resmi diwisuda dengan kompetensi sebagai panatacara dan pamedharsabda, Minggu (19/10/2025), di Pendopo R.A. Kartini Jepara.


Prosesi wisuda ini menjadi penanda lahirnya generasi baru penjaga bahasa, sastra, dan unggah-ungguh Jawa. Mereka merupakan peserta pawiyatan (pendidikan) yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Jepara.


Bupati Jepara Witiarso Utomo melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Ali Hidayat, menegaskan bahwa para wisudawan memiliki tanggung jawab besar dalam merawat nilai-nilai luhur budaya Jawa.


Panjenengan kini menjadi penerus yang akan menjaga kemuliaan bahasa, sastra, dan budaya Jawa. Bahasa Jawa adalah roh budaya yang menyimpan nilai moral dan kehalusan rasa. Dengan menjadi panatacara dan pamedharsabda, Panjenengan bukan hanya belajar berbicara, tetapi juga membangun rasa dalam masyarakat,” ujar Ali Hidayat dalam sambutannya.


Acara wisuda berlangsung meriah dan hangat. Ali Hidayat bahkan sempat menyanyikan lagu berbahasa Jawa di sela-sela sambutannya, mencairkan suasana di antara para tamu dan wisudawan. Ia juga mengapresiasi langkah Permadani Jepara yang konsisten dalam menyelenggarakan pelatihan bagi pelestari budaya daerah.


Ketua Panitia Wisuda, Heri Prayitno, menjelaskan bahwa sebelum diwisuda, para peserta telah mengikuti pawiyatan panatacara tuwin pamedharsabda bregada III sejak Februari 2025. Seluruh peserta telah melalui rangkaian pelatihan intensif yang menekankan kefasihan berbahasa Jawa krama serta etika berbicara di depan umum.


Prosesi wisuda ditandai dengan pembacaan surat keputusan, pengucapan janji wisuda, dan pemasangan samir. Acara dipandu oleh trio panatacara Dimas Totti, Chan, dan Denok Pratiwi, dengan penyerahan sertifikat oleh jajaran pangarsa Permadani, antara lain Pangarsatama DPP Permadani Suyitno Yoga Pamungkas, Pangarsa DPD Permadani Jepara KRT Hendro Suryo Kartiko, dan Panyitra DPD Permadani Jepara Mas Ngabehi Mariyoto.


Suyitno Yoga Pamungkas berharap, para wisudawan dapat segera mengabdikan diri di tengah masyarakat.


“Jika pemerintah daerah mengadakan acara kebudayaan, para wisudawan dan wisudawati bisa diberdayakan. Mereka kini sudah siap menjadi pelaku aktif dalam menghidupkan budaya Jawa,” ujarnya.


Sementara itu, perwakilan wisudawan, Muhammad Iftah Hafara Maulana, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pamong dan guru Permadani. Ia berjanji, seluruh wisudawan akan melaksanakan kewajiban mereka sebagai panatacara dan pamedharsabda di tengah masyarakat.


“Kami akan terus mengabdi dan menjaga bahasa serta budaya Jawa melalui peran kami masing-masing,” tegasnya.


Dengan bertambahnya 103 praktisi budaya baru ini, Jepara semakin menegaskan diri sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan seni ukir, tetapi juga menjadi benteng kuat bagi kelestarian bahasa dan tata krama Jawa.


***

Sumber: Hadepe.

(Queensha Jepara / 20 Oktober 2025)