Foto, tangkap layar dari unggahan akun Facebook pertama kali oleh @Ria_Indrayanti. |
Queensha.id - Jepara,
Dunia maya Jepara kembali digemparkan oleh unggahan dari akun Facebook bernama Ria Indrayanti di grup populer Info Seputar Jepara (ISJ). Dalam unggahannya, Ria menuliskan kalimat bernada kasar dan menyinggung masyarakat Jepara secara umum, yang kemudian memicu gelombang reaksi warganet.
Unggahan tersebut berisi kata-kata yang menyinggung martabat warga Jepara. Dalam bahasa campuran Jawa-Indonesia, Ria menulis ungkapan kemarahan terhadap seseorang yang disebut berasal dari Jepara, disertai makian dan tudingan kepada pihak tertentu yang dikaitkan dengan keluarga suaminya.
Postingan itu dengan cepat menyebar ke berbagai platform media sosial. Salah satunya dibagikan ulang oleh akun Kholifatul Rohmah, yang mengunggah tangkapan layar (screenshot) dari postingan asli Ria Indrayanti. Ia menulis tanggapan dengan nada menyindir:
“Seng LG viral ..menungso menungso jeporo ..
Lho Ndak termasuk q Iki mbak ....
Nesu ro keluargane bojomu kok sak jeporo Nok dadekno tersangka Kabeh
Jiannn dlogok jaran cah ngeniki.”
Dalam terjemahan bebas, kalimat itu bermakna:
“Yang lagi viral, manusia-manusia Jepara…
Loh, tidak termasuk saya ini loh Mbak…
Marah sama keluarga suamimu kok semua orang Jepara dijadikan tersangka,
Benar-benar muntah kuda orang seperti ini.”
Postingan tersebut memantik ratusan komentar dari warga Jepara yang merasa tersinggung dengan ucapan Ria. Beberapa pengguna media sosial meminta agar Ria mengklarifikasi maksud tulisannya, sementara yang lain mengecam keras penggunaan kata-kata yang dianggap menghina seluruh masyarakat Jepara.
Reaksi dan Pandangan Pengamat Sosial
Pengamat sosial Jepara, Purnomo Wardoyo, menilai fenomena seperti ini menunjukkan lemahnya literasi digital dan pengendalian emosi di ruang publik daring.
“Unggahan seperti ini bukan sekadar luapan emosi pribadi, tapi sudah masuk wilayah ujaran yang bisa menimbulkan konflik sosial. Di daerah yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi harga diri dan kearifan lokal, satu kalimat kasar bisa membakar solidaritas sosial,” jelas Purnomo saat dihubungi Queensha Jepara, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, media sosial memang memberi kebebasan berpendapat, namun kebebasan itu seharusnya diiringi tanggung jawab moral.
“Kita boleh kecewa, marah, atau tersinggung. Tapi ketika emosi dituangkan di ruang publik, apalagi dengan kata-kata menghina suatu daerah atau kelompok, maka itu bisa menjadi bom waktu. Warga lain akan merasa diserang, dan konflik bisa meluas,” ujarnya.
Purnomo menambahkan, kasus seperti ini seharusnya menjadi pelajaran bersama. Warga yang aktif di media sosial perlu memahami etika digital, serta membedakan antara masalah pribadi dan pernyataan publik.
Permintaan Klarifikasi dari Warga
Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi resmi dari akun Ria Indrayanti terkait unggahan tersebut. Namun sejumlah anggota grup ISJ menyerukan agar Ria meminta maaf secara terbuka kepada warga Jepara.
“Kalau memang marah pada seseorang, jangan libatkan nama Jepara. Kami warga Jepara tidak seperti yang ditulis itu,” tulis salah satu netizen di kolom komentar.
Fenomena ini kembali mengingatkan masyarakat bahwa kata-kata di media sosial dapat berdampak panjang. Apa yang semula dianggap sekadar curahan hati, bisa berujung pada konflik dan perpecahan jika tidak disampaikan dengan bijak.
***
(Queensha Jepara / 20 Oktober 2025)