Notification

×

Iklan

Iklan

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Hutan Aceh, Bupati: “Anugerah Allah untuk Umat”

Minggu, 26 Oktober 2025 | 10.42 WIB Last Updated 2025-10-26T03:44:28Z

Foto, rombongan Bupati Nagan Raya Teuku Raja Keumangan berdiri di atas batu giok raksasa yang baru ditemukan. 


Queensha.id - Nagan Raya, Aceh,


Sebuah batu giok raksasa ditemukan di kawasan hutan Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Batu berukuran luar biasa besar itu diperkirakan memiliki berat mencapai 5.000 ton, menjadikannya salah satu temuan batu giok terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.


Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK), bersama unsur Forkopimda setempat turun langsung ke lokasi penemuan yang berada di tengah hutan lebat. Untuk mencapai batu tersebut, rombongan harus menempuh perjalanan panjang melewati jalan setapak di antara pepohonan dan lereng bukit.


“Ini adalah batu dengan ukuran lebih besar dan berat dari penemuan sebelumnya. Berdasarkan perkiraan awal, beratnya hampir mencapai 5.000 ton,” ujar Teuku Raja Keumangan dalam keterangan resminya, Jumat (24/10/2025).



Ditemukan oleh Warga, Dilaporkan ke Pemerintah


Batu giok tersebut pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang sedang melakukan aktivitas di hutan. Setelah menyadari keunikan dan ukuran luar biasa batu itu, warga segera melaporkannya kepada pihak pemerintah daerah.


Lokasi penemuan ini berada tidak jauh dari titik di mana beberapa tahun lalu pernah ditemukan batu giok seberat 20 ton yang kala itu juga menarik perhatian publik dan para kolektor batu permata.


Penemuan kali ini disebut sebagai fenomena langka dan berpotensi menjadi objek wisata geologi maupun ekonomi daerah jika dikelola dengan baik.



Bupati: Untuk Kemakmuran Rakyat, Bukan Diperjualbelikan


Dalam kunjungannya, Bupati Teuku Raja Keumangan menegaskan bahwa batu giok tersebut tidak akan diperjualbelikan, melainkan akan dijaga dan dikelola untuk kepentingan masyarakat luas.


“Ini merupakan salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki kekayaan alam seperti ini,” tegasnya.



“Peruntukannya harus untuk kemaslahatan umat dan dapat dinikmati seluruh masyarakat, bukan untuk kepentingan segelintir pihak,” lanjut TRK.


Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dikabarkan sedang berkoordinasi dengan ahli geologi dan Kementerian ESDM untuk memastikan komposisi, nilai mineral, serta kemungkinan pengelolaan berkelanjutan terhadap batu raksasa tersebut.



Potensi Wisata dan Ekonomi Baru


Jika pengelolaan dilakukan secara profesional, batu giok raksasa di Beutong ini bisa menjadi ikon wisata baru Aceh Barat. Selain nilai estetikanya, lokasi penemuan di tengah hutan dengan panorama alami juga berpotensi menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.


“Selain nilai ekonominya, yang paling penting adalah nilai edukatif dan kebanggaan daerah. Ini bisa menjadi bukti bahwa Aceh menyimpan kekayaan geologi luar biasa,” ujar salah satu tokoh masyarakat Beutong, Abdullah Syam, saat ditemui di lokasi.



Sejarah Giok di Aceh


Aceh dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batu giok terbaik di dunia, terutama dari wilayah Nagan Raya dan Aceh Tengah. Pada 2015, penemuan batu giok besar di kawasan Gunung Ujeun bahkan sempat memicu demam batu akik nasional.


Kini, satu dekade kemudian, fenomena serupa kembali terjadi namun dengan skala yang jauh lebih spektakuler.


Penemuan batu giok seberat 5.000 ton ini bukan hanya mengundang rasa kagum, tetapi juga membuka harapan baru bagi masyarakat Aceh untuk memanfaatkan potensi alam dengan cara yang berkelanjutan, transparan, dan berpihak pada rakyat.


Sebuah batu mungkin diam, tapi di dalam diamnya, tersimpan pesan besar tentang kekayaan bumi Aceh dan tanggung jawab manusia menjaganya.


***

Queensha Jepara.