Foto, Diksar Hikmat dan BPBD kabupaten Jepara kompak gelar pelatihan penyelamatan. |
Queensha.id - Jepara,
Suara gemuruh tepuk tangan memecah keheningan Goa Sakti di Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Jepara. Di lokasi yang dikelilingi tebing dan rimbun pepohonan itu, puluhan relawan dari Himpunan Komunitas Peduli Ummat (HIKDMAT) baru saja menyelesaikan pelatihan intensif yang tak hanya menguji fisik, tapi juga keteguhan hati mereka dalam menjadi penolong sesama pada Minggu, (12/10/2025).
Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-18, HIKDMAT bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara menggelar Pelatihan Dasar Search and Rescue (SAR) dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Pelatihan ini diikuti 30 relawan dari Divisi Rescue HIKDMAT yang bertekad memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai situasi darurat.
Meningkatkan Kapasitas dan Siaga Bencana
Materi pelatihan mencakup berbagai aspek teknis, mulai dari teknik dasar penyelamatan, kesadaran bahaya, hingga High Angle Rescue—penyelamatan di medan vertikal seperti tebing dan jurang.
Instruktur dari BPBD Jepara memberikan pembekalan mendalam mengenai simpul tali, sistem anchoring, serta teknik hauling dan lowering. Semua dilakukan dengan standar operasi penyelamatan yang biasa diterapkan di lapangan oleh tim profesional.
Ketua HIKDMAT, Abdullah Nurcholis, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah langkah penting menuju profesionalisme relawan.
“Menjelang ulang tahun ke-18, kami memperluas peran dari kegiatan sosial menjadi kesiapsiagaan bencana. Ini langkah awal agar Divisi Rescue memiliki kemampuan teknis yang terukur,” ujarnya, Minggu (12/10).
Ia menambahkan, kehadiran relawan terlatih akan memperkuat kontribusi HIKDMAT dalam penanganan bencana di tingkat lokal.
“Kami belajar langsung dari BPBD Jepara agar anggota kami punya kemampuan nyata di lapangan,” tambah Abdullah.
Dari Relawan Sosial ke Penyelamat Jiwa
Pembina HIKDMAT, Ustadz Miqdad Turkan, yang juga anggota Dewan Syura ABI, memberikan pesan inspiratif di sela kegiatan.
“HIKDMAT dulu dikenal sebagai relawan bedah rumah, kini naik level menjadi penyelamat jiwa,” ujarnya tegas.
“Tidak semua yang mampu mau menolong. Jadilah orang yang paling bermanfaat bagi sesama, karena itulah yang paling dicintai Allah," tuturnya.
Pesan ini menggema di benak para peserta yang sebagian besar telah lama terjun dalam kegiatan sosial. Kini, mereka belajar menjadi relawan penyelamat dengan keahlian yang terukur dan profesional.
Apresiasi dari BPBD Jepara
Sementara itu, Afif Khoironi, Koordinator Peralatan dan Logistik BPBD Jepara sekaligus anggota Tim Reaksi Cepat (TRC), memberikan apresiasi atas inisiatif HIKDMAT.
“Sejak 2012, BPBD Jepara selalu bermitra dengan organisasi relawan. Tanpa dukungan mereka, operasi lapangan tidak akan optimal,” ungkap Afif.
Ia menyebut Jepara sebagai daerah dengan potensi bencana tinggi seperti banjir, longsor, abrasi, kekeringan, dan angin puting beliung.
“Saat ini ada sekitar 30 organisasi relawan aktif di Jepara, dan 14 di antaranya sudah bermitra resmi dengan BPBD, termasuk HIKDMAT,” jelasnya.
Mengukuhkan Komitmen Kemanusiaan
Selama dua hari pelatihan, para peserta mengikuti teori dan praktik langsung di tebing Goa Sakti. Simulasi penyelamatan vertikal menjadi momen paling menegangkan sekaligus mengesankan.
Kegiatan kemudian ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antara HIKDMAT dan BPBD Jepara untuk memperkuat jejaring kemanusiaan di daerah rawan bencana.
Momentum ini menjadi penanda babak baru perjalanan HIKDMAT: dari relawan sosial menjadi organisasi penyelamat yang profesional, tangguh, dan siap siaga menghadapi setiap panggilan kemanusiaan.
***
Queensha Jepara.